20 April 2025

Get In Touch

Asal Sesuai Takaran, Disinfektan yang Disemprot di Bilik Sterilisasi Aman

Asal Sesuai Takaran, Disinfektan yang Disemprot di Bilik Sterilisasi Aman

Surabaya- Profesor Hamzah Fansuri, Dekan Fakultas Sains danAnalitika Data Institut Tehnologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mengatakan,bahwa disinfektan yang digunakan pada bilik sterilisasi maupun disemprotkan kesejumlah fasilitas umum di Kota Surabaya, aman. Karena, penggunaan BenzalkoniumChlorida, bahan yang digunakan untuk penyemprotan dalam dosis atau takaran yangtepat.

“Pada konsentrasi sesuai takaran aman digunakan. Asalkan,tidak berlebihan,” jelasnya, Sabtu (4/4/2020).

Hamzah mengakui, bahan kimia yang digunakan untukdisinfektan bisa mematikan bakteri, merusak virus dan sebagainya. Untukdisinfektan yang disemprotkan di area terbuka, karena digunakan untuk bendamati. Maka, jika diperlukan konsentrasinya bisa lebih besar supaya efekmematikannya tinggi.

“Misalnya, untuk mengepel, menggunakan karbol, lisol yanganti bakteri, kalau konsentrasinya tinggi gak apa-apa. Tapi, jangan lupamemakai sarung tangan, atau APD (Alat Pelindung Diri) agar tak kena kulit,”tuturnya.

Sementara, untuk disinfektan yang disemprotkan di dalambilik, konsentrasinya tak boleh tinggi. Kalau terlalu tinggi, memang bisamembunuh virus, tapi juga bisa merusak tubuh. Apabila terkena kulit, sel kulitmasih bisa regenerasi. Namun, tidak boleh kena kelenjar Mukosa pada hidung danmulut. Sebab, kelenjar ini tak memiliki perlindungan sebagus kulit.

“Kalau di dalam chamber (Bilik Disinfektan) yang aman, tutupmata dan tahan nafas. Gak lama hanya beberapa detik. Saya rasa aman, karenacairan yang dipakai konsentrasinya bisa ditolerir, tidak menyebabkan dampakjangka pendek dan jangka panjang,” urainya.

Pemerintah Kota Surabaya memasang Bilik Sterilisasisedikitnya 239 unit di sejumlah kawasan. Sedangkan, jumlah wastafel yangterpasang kurang lebih 794 unit. Wastafel dipasang di sekitar bilikdisinfektan. Upaya ini dilakukan adalah untuk menghilangkan kuman atau bakterimaupun virus yang mungkin menempel di tubuh.

Meski, pemerintah kota berupaya mencegah penyebaran Covid-19dengan melakukan penyemprotan dan memasang bilik dan wastafel di berbagaitempat. Tetapi, sebagian masyarakat ada yang berinovasi membuat disinfektansecara mandiri dengan mencampur berbagai disinfentan. Menurut, Hamzah Fansuri,hal ini tidak diperbolehkan. Karena, banyak disinfektan yang tak kompatibelatau sesuai jika dicampur dengan disinfektan lainnya.

“Malah bisa menghasilkan produk yang berbahaya. Hasilnyabisa salah. Sifat disinfektan bisa hilang , dan menghasilkan produk yangberbahaya.,” tegasnya.

Guru Besar Fakultas Sains dan Analitika Data ITS menghimbaukepada masyarakat untuk tidak berinovasi dalam membuat disinfektan secaramandiri. Paasalnya, untuk membuat disinfektan harus memperhatikan bahan,kualitas dan konsentrasinya.“Kalau gak terlalu paham minta saran dari yangmengerti ilmu kimia, farmasi atau teknik kimia,” katanya. (*)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.