20 April 2025

Get In Touch

Nasib Jenazah Positif Corona dari Pemakaman Ditolak hingga Susah Dapat Ambulan, Ini Himbauan Gubernur Khofifah

Nasib Jenazah Positif Corona dari Pemakaman Ditolak hingga Susah Dapat Ambulan, Ini Himbauan Gubernur Khofifah

Surabaya – Ketakutanmasyarakat terhadap virus corona (covid-19) mengakibat ada sebagian masyarakatyang menolak pemakaman jenazah positif covid-19 untuk dimakamkan di kawasanmereka. Bahkan, untuk mendapatkan ambulan pun susah termasuk untuk menjemputpasien covid-19.

Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Timur, Khofifah IndarParawasa saat melakukan pelantikan terhadap 57 pejabat pengawas danadministrasi di lingkungan rumah sakit milik Pemprov Jatim di Gedung NegaraGrahadi, Sabtu (4/4/2020). Untuk itu, Gubernur meminta pada semua tenaga medis,tenaga pengawas dan petugas administrasi di lingkungan rumah sakit untukmemberikan penjelasan pada masyarakat terkait dengan covid-19.

“Hari ini saya masih mendapatkan informasi, untuk menjempyutpasien ternyata tidak mudah untuk mendapatkan ambulan. Kalau masuk Grahadi ini,mungkin kalian melihat di depan Gedung Grahadi ada ambulan dan itu untukpersiapan kalau dibutuhkan untuk pemulasaraan. Ternyata ada rumah sakit yangtidak menyediakan ambulannya jika terkonfirmasi jenazah pasien itu meninggalkarena positif covid 19,” tandasnya.

Gubernur menambahkan, sebenarnya masalah ini yang terjadibukan kerena protokol tidak tersiar dan tidak difahami oleh petugas medis. Namunyang terjadi adalah adanya kekhawatiran diatas kepanikan dan ini terjadi di beberapadaerah. “Dan Alhamdulillah, ada masalah terkait pemakaman di Jatim segerakemudian solusi itu kita cari, tapi ada daerah A yang menolak berombongan, adadaerah B menolak dengan berbagai macam cara sampai menulis di spanduk dansebagainya,” tandasnya.

Untuk itu, Gubernur meminta pada semua agar terpanggilhatinya guna menjelaskan bahwa tindakan yang dilakukan terjadap jenazah positifcovid-19 sudah sesuai dengan protocol. Jenazah sudah dituup plastik, kemudiantempat pemakaman tidak boleh kurang 50 meter dari sumber air, tidak kurang 500meter dari pemukinan.

“Karena tenaga medic, para medic, dan tenaga kesehatan, kitasemua ada tokoh utama. Kita wajib memberikan penjelasan pada masyarakat bahwapenyakit ini bukan kutukan. Stigma ini muncul sejak beberapa saat yang lalu,tanpa ada penetrasi dari kita semua, maka kemungkinan stigma seperti itu kantetap menjadi sumber mindset masyarakat ketika ada pemakaman jenazah terkofirmasipositif covid-19,” tandasnya. (ufi)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.