
LAMONGAN (Lenteratoday) - Penyakit Mulut dan Kuku sapi di Lamongan telah merambah 11 kecamatan. Dari data yang di himpun perhari Senin (16/5/2022), jumlah sali yang terinfeksi mencapai 186 ekor, dan 6 ekor diantaranya mati.
Kabag Prokopim Pemkab Lamongan, Arif Bachtiar, mengatakan berdasarkan laporan yang masuk, penularan PMK ini diduga bermula saat peternak Lamongan membeli seekor sapi di pasar sapi yang lebih dulu terdeteksi PMK, yakni Balongpanggang, Gresik.
Arif menyebutkan, perhari Senin kemarin, ada 11 kecamatan yang terjangkit PMK, diantaranya Kecamatan, Tikung, Sarirejo, Mantup, Turi, Kembangbahu, Sugio, Ngimbang, Sambeng, Modo, Paciran, dan Kecamatan Kota Lamongan.
"Dari 11 Kecamatan, data yang masuk perhari Senin kemarin, rincianya ada 186 ekor ternak sakit, 73 sembuh, dan 6 ekor di antaranya telah mati,” ungkap Arif, Selasa (17/5/2022)
Meningkatnya wabah PMK yang menyerang ternak ini, masih kata Arif, karena penularannya sangat mudah. Meski begitu, ia mengaku, jika kasus PMK tersebut relatif terkendali. Hal itu dibuktikan dengan angka kesembuhan yang juga meningkat. Sapi-sapi yang sebelumnya mengalami pengurangan nafsu makan dan tidak bisa berdiri, saat ini sudah mulai membaik.
"Karena penularannya sangat mudah, bisa air borne. Karena itu deteksi dini sangat penting,” ujarnya.
Mengenai penanggulangan kasus PMK ini, Arif menjelaskan, jika pihak Pemkab Lamongan bersama instansi terkait lainnya sudah melakukan langkah-langkah pencegahan dan upaya penanganan.
Adapun langkah-langkah itu, jelas Arif, mulai dari penutupan pasar hewan, penyemprotan desinfektan di lingkungan RPH, kandang ternak dan kendaraan pengangkut, pengobatan ternak yang terjangkit, hingga pemberian vaksin.
“Berbagai upaya terus kita lakukan. Bahkan juga dilakukan pembinaan dan penyuluhan kepada para peternak atau pemilik hewan. Kami harap, jika ada yang menunjukkan gejala ternak mulai sakit, maka untuk segera melapor agar cepat ditangani sebelum terlambat," pungkasnya. (*)
Reporter : Triwi Yoga | Editor : Lutfiyu Handi