
SURABAYA (Lenteratoday) – Masih ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan untuk mendorong sejumlah produk UMKM memasuki pasar global, di antaranya melakukan akselerasi untuk produk yang diekspor, agar memenuhi standar. Ini dikatakan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Timur.
Ketua Umum BPD Jatim, Rois Sunandar Maming, mengatakan, saat ini pihaknya berencana membentuk PT untuk menyaring produk-produk UMKM dari Jatim, dan mengumpulkan merk dagang yang bisa memenuhi syarat dan lolos dikirimi ke luar negeri.
HIPMI sendiri menargetkan produk sejumlah UMKM di wilayahnya bisa masuk pasar global atau go internasional pada tahun 2023, setelah sebelumnya menjalin kerja sama dengan beberapa pihak di luar negeri.
"Baru-baru ini saya melakukan kunjungan ke Dubai, Amerika Serikat dan Singapura. Dari kunjungan itu diketahui bahwa mereka siap menerima produk-produk dari UMKM di Jatim," ucapnya.
“Karena itu, diperlukan pihak yang dapat memberikan akselerasi, terkait standardisasi produk untuk diekspor,” tegasnya.
Sementara Sekjen DPP HIPMI, Bagas Adhadirgha mengapresiasi langkah HIPMI Jatim sebagai salah satu DPD teraktif. "Ini menjadi bukti Ketum Maming (Rois Sunandar Maming) mampu membangkitkan semangat kewirausahaan di era pandemi ini," tutur Bagas.
Ia mengatakan, HIPMI bisa disebut sebagai pahlawan ekonomi, karena ikut membangkitkan ekonomi di masa pandemi.
Sementara itu, berdasarkan data BPS, saat ini jumlah wirausaha di Indonesia sejumlah 3,1 persen, dan dari perhitungan HIPMI butuh 14 persen wirausaha dari seluruh penduduk Indonesia untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju.
Selain itu, dari statistik Ketenagakerjaan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2022 sebesar 4,81 persen, turun 0,36 persen poin dibandingkan dengan Februari 2021. Dan penyerapan tenaga kerja terbesar ada pada sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan.
"Karena itu dibutuhkan event-event untuk bisa menggairahkan minat anak muda di bidang enterpreneur," kata Bagas.(*)
Sumber : Antara | Editor : Endang Pergiwati