
Surabaya-Semua pihak saling bahu membahu melawan corona yangmakin mewabah di Indonesia. Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabayabersama 11 perguruan tinggi lainnya mendukung percepatan penanggulanganCovid-19 yang ada di Indonesia melalui Task Force Riset dan Inovasi TeknologiCovid-19 (TFRIC19). Juni ditargetkan berbagai program tim ini termasukArtificial Intelligence (AI) terkait deteksi corona bisa diimplementasikan.
Salah satu yang masuk menjadi tim tersebut adalah DosenTeknik Informatika UNTAG Surabaya-Dr. Fajar Astuti Hermawati, S.Kom., M.Kom.Dia terpilih menjadi Tim Pakar Artificial Intelligence Task Force BPPTCovid-19. “Saya diminta BPPT masuk dalam tim untuk membangun aplikasi DeteksiCovid-19 melalui gambar medis seperti X-Ray dan CT Scan untuk mempermudahdokter mendiagnosa,” terang Fajar, dikutip Rabu (01/04)
Untuki diketahui, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi(BPPT) yang telah mendapat mandat dari Kementerian Riset dan Teknologi. Takhanya perguruan tinggi, TFRIC19 turut didukung oleh perwakilan InstitusiPenelitian dan Pengembangan, Industri, Rumah Sakit dan Asosiasi Profesi danjuga start-up.
Wanita kelahiran Blora ini menceriatakan bagaimana dirinyaterpilih menjadi salah satu anggota tim itu. “Salah satu koordinator tim tahu kemampuansaya di bidang image processing melalui disertasi saya,” katanya.
Dalam tim tersebut, Fajar bekerjasama dengan 15 oranglainnya. Mengingat para anggota tim tersebar di lokasi berbeda, koordinasibanyak dilakukan melalui tele-conference. “Kami punya target pekerjaan yangharus dilakukan. Diharapkan bulan Juni semua sudah siap untukdiimplementasikan,” katanya.
Hal tersebut turut diungkapkan oleh Kepala BPPT-Dr. Ir.Hammam Riza, M.Sc., “Riset dan inovasi penanggulangan Covid-19 denganmengembangkan sistem deteksi dini dan sistem pendukung pengambilan keputusanmemanfaatkan teknologi yang dibangun dengan Artificial Intelligence.Berdasarkan data X-Ray dan CT-Scan dari pasien yang positif dan negatifCOVID-19, akan dibangun model AI yang selanjutnya dapat digunakan untukmembantu deteksi dini pasien.”
Di samping Artificial Intelligence, 5 rencana aksi TRFIC19lainnya terdiri atas pengembangan Non-PCR Diagnostic Test Covid-19 (dalambentuk dip stick dan micro-chip); pengembangan PCR Diagnostic Test sesuaimutasi terbaru Covid-19; analisis dan penyusunan data whole genome Covid-19origin orang Indonesia yang terinfeksi; dan memperkuat penyiapan sarana danprasarana deteksi, penyediaan logistik kesehatan dan ekosistem inovasi dalammenangani pandemik Covid-19.Hammam menegaskan bila komitmen, komunikasi,kecepatan dan kesiapan data, menjadi landasan utama TFRIC19 untuk bekerjadengan cepat dan akurat. BPPT terus melakukan koordinasi lintas lembaga, dankoordinasi internal guna mempersiapkan langkah operasional pelaksanaan 5rencana aksi di atas. “Bersamaan dengan itu, koordinasi untuk mendapatkanpenguatan dari Menteri Ristek/Kepala BRIN dan keselarasan program dengan GugusTugas Percepatan Penanganan Covid-19 juga terus dilakukan,” pungkas Hammam.(*)