20 April 2025

Get In Touch

Salat Id di Balai Kota, Wali Kota Eri: Tonggak Gerakan Ekonomi Surabaya

Salat Id di Taman Surya Balai Kota Surabaya Senin (2/5/2022).
Salat Id di Taman Surya Balai Kota Surabaya Senin (2/5/2022).

SURABAYA (Lenteratoday) - Sudah vakum dua kali lebaran akibat pandemi, akhirnya Pemerintah Kota Surabaya menggelar kembali Salat Idul Fitri. Warga Kota Surabaya pun terus berdatangan dari berbagai penjuru arah, menuju Taman Surya Balai Kota Surabaya diiringi lantunan takbir yang terus berkumandang, Senin (2/5/2022).

Dengan di imami Ustad Ahmad Satun dan Khatib KH. Miftahul Luthfi Muhammad. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang turut bersama jamaah lainnya pun khusyuk dalam salat yang dilakukan tepat pukul 06.00 WIB tersebut.

Wali Kota Eri mengaku sangat bersyukur karena Salat Idul Fitri bisa digelar kembali di Balai Kota Surabaya, karena sudah dua tahun tidak bisa melakukan Salat Idul Fitri di tempat tersebut.

“Dengan rahmatnya Gusti Allah, alhamdulillah kita hari ini bisa melakukan Salat Idul Fitri di Balai Kota Surabaya. Sudah seyogyanya kita harus mensyukuri betul nikmat ini. Semoga dengan Salat Idul Fitri ini kita bisa menjaga Kota Surabaya ini dari pandemi Covid-19, dan Salat Idul Fitri ini menjadi tonggak semangat kita untuk menggerakkan ekonomi Surabaya,” tegas Wali Kota Eri.

Ia bersyukur karena warga Kota Surabaya sangat antusias mengikuti Salat Idul Fitri di Balai Kota Surabaya. Ia yakin bahwa tidak hanya di Balai Kota Surabaya saja yang ramai, tapi juga di tempat lainnya di Surabaya juga penuh dan ramai. “Ini menunjukkan bahwa wong Suroboyo sudah kangen melakukan Salat Idul Fitri,” katanya.

Menurutnya, ini adalah momentum untuk saling memaafkan setelah sebulan penuh berpuasa Ramadhan. Bagi dia, Hari Kemenangan ini tidak akan sempurna jika masih punya salah atau khilaf. Makanya, hablumminannasnya harus dilakukan hari ini, yaitu dengan saling memafkan.

“Karenanya, saya atas nama pribadi dan atas nama keluarga serta mewakili seluruh jajaran Pemkot Surabaya memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh warga Kota Surabaya, jikalau selama satu tahun memimpin Kota Surabaya ada tutur kata atau pun perbuatan yang khilaf dan belum bisa membahagiakan secara maksimal warga Kota Surabaya,” ujarnya.

Dengan saling memaafkan, maka akan memiliki semangat baru yang tujuan akhirnya hanya satu, yaitu membahagiakan seluruh warga Kota Surabaya. “Perbedaan itu hal biasa, salah dan khilaf adalah tempatnya manusia, sehingga kesempurnaan adalah saling memaafkan,” katanya.(*)

Reporter: Mira / Editor: Widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.