20 April 2025

Get In Touch

Mengenang Mbah Roso, Anggota DPR RI F-PDI Perjuangan yang Meninggal Positif Corona

Mengenang Mbah Roso, Anggota DPR RI F-PDI Perjuangan yang Meninggal Positif Corona

Semarang – Berita duka datang dari wakil rakyat Indonesia. Anggota DPR RI Komisi IX, Imam Suroso (56) atau akrab disapa ‘Mbah Roso’ meninggal karena terinfeksi virus Corona atau Covid-19, Jumat (28/3) malam.
Kabar ini sangat mengejutkan, karena sebelumnya Mbah Roso masih tampak aktif dibeberapa kegiatan penanggulangan virus corona. Sebagai politisi kawakan, Imam Suroso, S.Sos, S.H, MM merupakan sosok kharismatik dan terkenal merakyat di kalangan warga .


Bahkan, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pun mengenang Mbah Roso sebagai sosok yang merakyat, lucu, dan pengalaman spiritualnya yang cukup sangat dikenal luas oleh publik."Orangnya merakyat, lucu dan pengalamannya spiritualnya yang sering ngomong dan terkenal 'anda tidak cocok bekerja di air', kami sering bercanda," ujar Ganjar, Sabtu (28/3/2020) dinihari .

Jejak perjalannya masuk kancah perpolitikan Indonesia terbilang unik. Kendati usianya belum sangat tua tapi pria kelahiran Pati, Jawa Tengah, tepatnya tanggal 10 Januari 1965 ini memang akrab di panggil ‘Mbah Roso’. Panggilan tersebut karena ketertarikannya dibidang spiritual yang menjadikan dia dari seorang polisi menjadi paranormal terkenal di Pati.
Cerita hidup Mbah Roso cukup berliku. Selulus SMA Nasional, Pati, dia diterima menjadi anggota Bintara Polri. Beberapa bulan sebelumnya dia digembleng di Pusdikpol Watukosek, Sidoarjo, Jawa Timur.

Saat berpangkat Bripdapol, dia bertugas di Polres Pati. Suatu waktu dia memeriksa seorang paranormal. Tidak tahunya, setelah itu dia malah tertarik dengan dunia kebatinan. Akhirnya dia mendalami dunia paranormal dengan panggilan Mbah Roso.

Sementara kehidupannya sebagai anggota Polri serba pas-pasan. Guna mencukupi kebutuhan hidup, dia bekerja sambilan sebagai security Rumah Makan Kembangjoyo, Pati. Pada tahun 1996-an, Imam Suroso bekerja rangkap, sebagai polisi, paranormal, dan security. Sewaktu memulai praktik di Jakarta sebagai paranormal dan menerima pasien, rezekinya melimpah dan dipakainya untuk kuliah di Bojonegoro, membeli motor bekas, dan juga membeli mobil Angkutan Pedesaan (Angkudes) bekas.
Dengan mobil itu, setiap fajar dia mengangkut para ‘bakul’ dari pedesaan ke pasar Kota Pati. Menjelang pagi dia berhenti dan bersiap diri dengan seragamnya untuk bertugas di Polres Pati.

Nama paranormal Mbah Roso kian populer di masyarakat. Bahkan lewat jaringan internet, dia menjadi terkenal sampai ke luar negeri. Rezeki kian menggunung dan dipakainya untuk bekal mengikuti Secapa Polri di Sukabumi. Lulus pendidikan dengan pangkat Ipdapol, lalu naik menjadi Iptupol, sampai kemudian dia mengajukan pensiun dini dari Polri karena ingin fokus pada profesi paranormal atau spiritualis.

Mbah Roso akhirnya memiliki rumah makan terbesar dan termodern di Kabupaten Pati. Akhirnya, berbekal bendera Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dia mencetak jalan mulus sebagai anggota parlemen (DPR RI). Untuk diketahui, Mbah Roso sudah tiga periode berturut-turut (2009-2024) menjabat sebagai anggota DPR RI dari Dapil 3 Jateng (Kabupaten Pati, Kabupaten Rembang, Kabupaten Grobogan, dan Kabupaten Blora).

Sempat Ikut Aksi Bagi Masker
Terpisah, Ketua DPD PDIP Jateng Bambang Wuryanto menjelaskan kronologi meninggalnya Mbah Roso, berdasarkan informasi dari koresponden majalah internal Partai Derap Juang di Pati. "Almarhum Imam Suroso masuk Pati dari Jakarta sudah mengeluhkan tubuh sudah mulai meriang," katanya.

Namun, dia masih menjalankan aktivitas seperti biasa. Pada Jumat (20/3), Mbah Roso, melakukan senam pagi bersama warga di desa Saliyan, Bumi Walisongo Pati. Setelah itu, siang dan sorenya, ia melakukan kegiatan sosial berupa pembagian masker dan hand sanitizer kepada warga di Pasar Puri Baru, Kabupaten Kudus.

Hingga pada Sabtu (21/3), Mbah Roso mulai sesak napas dan demam tinggi. Karena gejala sakit tersebut, Mbah Roso menjalani perawatan di rumah oleh dokter pribadi. Namun, karena kondisi tak kunjung membaik, ia langsung dilarikan ke RSUP Kariadi Semarang. "Minggu malam (22/3) masuk RS Kariadi, Semarang (langsung masuk ruang perawatan ICU)," ujarnya.

Tak lebih dari seminggu menjalani perawatan di rumah sakit, Mbahr Roso dikabarkan meninggal dunia pada Jumat ( 27/3). "Jumat, 27 Maret 2020 meninggal dunia pada pukuL 20.50 WIB," jelasnya.
Selamat jalan Mbah Roso, kiprah dan nasehatmu akan menjadi pelajaran buat semua pihak.(ist,ins)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.