27 April 2025

Get In Touch

Ketua DPRD Jatim Tandatangani 7 Tuntutan Ribuan Mahasiswa

Ketua DPRD Jatim Kusnadi dan Wakil Ketua DPRD Jatim Sahat Tua Simanjuntak saat menemui mahasiswa yang menggelar aksi depan DPRD Jatim.
Ketua DPRD Jatim Kusnadi dan Wakil Ketua DPRD Jatim Sahat Tua Simanjuntak saat menemui mahasiswa yang menggelar aksi depan DPRD Jatim.

SURABAYA (Lenteratoday) - Ribuan mahasiswa dari berbagai universitas di Surabaya yang menggelar aksi di depan DPRD Jatim berhasil mendesak Pimpinan DPRD Jatim untuk menandatangani tuntutan mereka, Kamis (14/4/2022). Setidaknya ada tujuh tuntutan yang mereka ajukan untuk selanjutnya akan diteruskan ke pemerintah pusat.

Dua pimpinan DPRD Jatim yaitu Ketua DPRD Jatim, Kusnadi, dan Wakil Ketua DPRD Jatim Sahat Tua Simandjuntak, menemui langsung ribuan mahasiswa yang telah beraksi dan menggelar  orasi di depan DPRD Jatim sejak pukul 15.15 WIB.

Kedatangan dua pimpinan DPRD Jatim itu mendapat sambutan hangat dari para mahasiswa. Kemudian mereka dipersilahkan untuk naik ke atas mobil komando tempat para orator mahasiswa menggelar orasi menyuarakan tuntutan mereka. Tak lama kemudian, Kusnadi menandatangani dokumen berupa tujuh tuntutan mahasiswa.

"Surat Tuntutan Surabaya Bergerak, Surabaya 14 April 2022, problematika ekonomi menjadi permasalahan fundamental dalam beberapa hari ini. Harga minyak semakin melambung," teriak Kusnadi.

“Kami menampung semua aspirasi dari mahasiswa. Kami akan meneruskan tuntutan ini ke pemerintah pusat,” tandas Kusnadi. Selain itu, dia juga berjanji akan mengunggah tuntutan yang sudah ditandatangani itu ke medsos DPRD Jatim.

Ketujuh tuntutan tersebut adalah menuntut pemerintah untuk melakukan evaluasi perihal kebijakan DMO dan DPO dan berdampak pada kenaikan dan kelangkaan minyak goreng di Indonesia; Menuntut pemerintah untuk segera mengusut tuntas perihal praktik mafia minyak goreng di Indonesia; Menuntut pemerintah untuk melakukan evaluasi kenaikan harga BBM, khususnya Pertamax dan meninjau secara intens perihal pendistribusian BBM Pertalite dan Solar yang mengalami kelangkaan.

Kemudian, menuntut pemerintah menurunkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 11 % mengingat keadaan ekonomi di Indonesia sedang tidak baik-baik saja; Menuntut pemerintah untuk menunda pemindahan Ibu Kota Negara sebelum rancangan pembangunan dan pengelolaan lingkungan dituntaskan mengingat anggaran yang dibutuhkan sangat tinggi; Mengutuk segala Tindakan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam proses pemindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur; Wujudkan Reforma Agraria.

Sebelumnya, Ribuan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM Surabaya, ini berangkat secara rombongan menggunakan mobil komando dan sepeda motor hingga membuat jalanan Surabaya macet, salah satunya di Jalan Ahmad Yani.

Korlap Aksi Aliansi BEM Surabaya, S Andre Prasetyo Utomo mengatakan setidaknya, ada sekitar 3.000 mahasiswa yang turun ke jalan hari ini. “Estimasi ya 3.000 mahasiswa dari seluruh kampus di Surabaya,” kata Andre.

Sekitar pukul 15.15 WIB, ribuan mahasiswa sudah berkumpul depan DPRD Jatim. Mereka terlihat saling bergandengan tangan mengantisipasi adanya penyusup yang masuk di antara mereka. Kemudian, mereka juga berorasi secara menyampaikan aspirasi. Baik mengenai kenaikan harga BBM, minyak goreng, dan juga menolak presiden tiga periode.

Kemudian, mereka mendesak pimpinan dan anggota DPRD Jatim keluar menemui mereka. Orator sempat memanggil dengan nada tinggi dan sindiran-sindiran yang tajam. Mereka juga sempat mengatakan akan masuk jika anggota atau pimpinan DPRD Jatim tidak ada yang keluar.

Tak lama kemudia, Ketua DPRD Jatim Kusnadi bersama Wakil Ketua DPRD Jatim Sahat Tua Simanjuntak untuk menemui mahasiswa. Mereka disambut sorak sorai. Koordinator yang ada di mobil komando (mokom) mempersilakan mereka naik ke atas mokom.

"Silakan naik bapak. Kami tunggu di sini, mari sidang rakyat bersama kami," seru orator tersebut ketika Kusnadi dan Sahat Tua berjalan keluar dari Kantor DPRD Jatim, Surabaya.

Setelah berhasil mendapatkan respon dari Pimpinan DPRD Jatim, akhirnya ribuan mahsiswa ini membubarkan diri dengan tertib. Kondisi lalu lintas yang sebelumnya sempat pacet, berangsur kembali lancar.

Sementara itu, Kasi Humas Polrestabes Surabaya, Kompol M Fakih menjelaskan, untuk mengawal aksi mahasiswa ini ada 2.448 aparat kepolisian disiagakan di lokasi. Mereka bertugas untuk menjaga agar aksi yang berjalan tetap kondusif. “Jumlah PAM (pasukan pengamanan) seluruhnya 2.448 personel,” kata Fakih, ketika dikonfirmasi. (*)

Reporter : Lutfiyu | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.