27 April 2025

Get In Touch

Perjuangkan Reog Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Milik Ponorogo, Gubernur Jatim Minta Perkuat Data dan Dokumen

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

SURABAYA (Lenteratoday) - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, meminta pada Bupati Ponorogo untuk terus mengumpulkan data dan dokumen untuk memperjuangkan Reog sebagai warisan budaya tak benda milik Ponorogo. Dia juga meminta semua pihak untuk memberikan perhatian pada budaya sendiri.

Terlebih lagi, saat ini Pemkab Ponorogo dan Indonesia tengah memperjuangkan status kepemilikan reog ke UNESCO. Pasalnya, upaya ini yang saya juga dilakukan negara tetangga. "Ini menjadi momentum sekaligus pengingat bagi pemerintah Indonesia dan Jawa Timur khususnya Bupati Ponorogo untuk menyiapkan dokumen-dokumen yang bisa memberikan penguatan kepada UNESCO bahwa reog memang adalah warisan budaya tak benda dari Ponorogo Jawa Timur Indonesia," ucapnya setelah pemberian apresiasi pada seniman dan juru pelihara cagar budaya di Gedung Negara Grahadi, Jumat (8/4/2022).

Sehingga, Mantan Mensos RI ini menegaskan pentingnya pendokumentasian dan penelusuran sejarah untuk setiap warisan budaya yang dimiliki. Karena untuk mengakui hal tersebut sebagai bagian dari kekayaan kita diperlukan hal-hal administratif sebagai bukti autentik.

"Ini waktunya memang sangat pendek maksimalisasi untuk menyiapkan dokumen-dokumen yang terkait dari keabsahan bahwa Reog Ponorogo itu memang terlahir dari Ponorogo Jawa Timur Indonesia menjadi penting," tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim, Sinarto, mengatakan persoalan pendokumentasian sejarah masih menjadi kelemahan.

Sesuai arahan Gubernur Khofifah, ia secara intensif melakukan koordinasi dengan Kabupaten Ponorogo untuk mencoba menerjemahkan beberapa persyaratan yang nantinya oleh Kemendikbud itu dipersyaratkan dalam rangka pemenuhan pengajuan reog Ponorogo sebagai warisan budaya tak benda milik Indonesia ke UNESCO.

"Seperti yang disampaikan oleh Gubernur, bahwa soal sejarah memang kita punya kelemahan, kadang-kadang telat menulis daripada perjalanan kebudayaan, Nah inilah yang harus diperhatikan dan menjadi lebih serius," pungkasnya.  (*)

Reporter : Lutfiyu | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.