20 April 2025

Get In Touch

Sukarjito Tergugah Turut Atasi Masalah Stunting di Kota Depok

Sukarjito
Sukarjito

DEPOK (Lenteratoday) – Pemerintah terus berupaya untuk mengetasi masalah anak stunting yang masih cukup tinggi di beberapa daerah. Pemerintah pun yakin, penanganan stunting juga diperlukan campur tangan dari berbagai pihak. Namun, tak banyak masyarakat yang turut peduli masalah yang satu ini.

Sukarjito, salah satu tokoh masyarakat Kelurahan Rangkapan Jaya, Kecamatan Pancoranmas, Kota Depok, merasa tergugah hatinya untuk turut serta dalam penanganan stunting ini. Tindakan sosial tersebut dilakukan bersamaan dengan dengna pelaksanaan gebyar aksi Depok Bebas Stunting Mewujudkan Kota Layak Anak (D’Sunting Menara) Kelurahan Rangkapan Jaya, beberapa waktu lalu.

Dia mendatangi acara yang dipusatkan di halamam Taman RW 08, Kelurahan Rangkapan Jaya, Kecamatan Pancoranmas dan dihadiri Camat Pancoranmas Syaiful Hidayat, serta Lurah Rangkapan Jaya Zaenur Ahmad. Sukarjito yang akrab dengan panggilan Jito ini membawa beberapa karton susu UHT untuk diberikan pada anak-anak untuk menambah kebutuhan gizi mereka.

“Stunting merupakan persoalan bersama yang harus ditangani. Hal tersebut menjadikan saya untuk membantu asupan gizi terhadap anak stunting,” ujarnya kepada dikutip dari Radar Depok, Sabtu (2/4/2022).

Dia mengaku, memang apa yang diberika itu tidak seberapa. Namun, tindakan tersebut menjadi bukti kepeduliaanya terhadap persoalan stunting. Jito juga berharap, akan lebih banyak lagi masyarakat yang peduli dengan masalah stunting ini.

“Dengan program D’Sunting Menara ini, saya berkontribusi secukupnya memberikan asupan gizi dengan menyumbang susu UHT beberapa karton, yang akan disebar di beberapa kelurahan di wilayah Kecamatan Pancoranmas. Seperti Kelurahan Rangkapan Jaya dan Depok Jaya yang sudah saya berikan bantuan tersebut,” papar Jito sambungnya.

Lebih lanjut lagi, staff ahli anggota DPR RI itu menjelaskan ada beberapa penyebab terjadinya stunting. Diataranya adalah pola asuh, asupan gizi yang kurang baik, serta sanitasi yang kurang layak. Karena itu, selain memberikan makanan dia juga memperjuangkan sanitasi yang layak pada lingkungan tersebut.

“Saya juga telah melakukan pembenahan terhadap penyebab kedua stunting. Dengan memberikan intervensi APBN lewat program sanitasi Kementerian PUPR tahun 2021. Dimaksudkan untuk sanitasi layak bagi keluarga agar mengurangi angka stunting ini,” terang dia.

Karena itu, dia berharap, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok tidak hanya memikirkan gizi pada anak saja. Melainkan, persoalan sanitasi yang tidak layak juga harus terselesaikan.

Untuk diketahui, Angka prevalensi stunting atau gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak di Kota Depok mengalami penurunan menjadi 3,5 persen, yakni sebanyak 3.675 dari 105.127 balita per Agustus 2021.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Mary Liziawati, mengatakan penurunan terjadi dibandingkan Februari 2021 sebesar 4,7 persen atau 4.923 dari 102.815 balita. Serta dibandingkan pada Agustus 2020 sebesar 5,3 persen atau 5.718 dari 107.710 balita mengalami stunting. (*)

Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.