17 April 2025

Get In Touch

Komunitas Lamongan Teduh Latih Penyandang Difabel Bercocok Tanam

Para penyandang disabilitas yang sedang melakukan pelatihan.
Para penyandang disabilitas yang sedang melakukan pelatihan.

LAMONGAN (Lenteratoday) – Komunitas Lamongan Teduh menggelar kegiatan Green Inklusi atau pelatihan bertani dan bercocok tanam. Mereka menggandeng penyandang disabilitas untuk jadi pelopor gerakan menciptakan lingkungan hijau.

Koordinator Lamongan Teduh, Aminatus Zuriyah, mengatakan para difabel itu diajari bagaimana cara bercocok tanam dengan teknik modern yang tidak memerlukan banyak tempat atau metode hidroponik.

Ia juga mengatakan, kegiatan ini didukung penuh oleh Pertamina yang menggagas inovasi proyek sosial dengan tujuan untuk meningkatkan skill bagi para penyandang disabilitas.

"Kegiatan ini bertujuan untuk medium pengembangan skill up bagi para teman-teman difabel di Lamongan. Ini kegiatan kedua dari serangkaian kegiatan nanti puncaknya akan meluncurkan sebuah buku panduan menanam," kata Ami, Jumat (1/4/2022).

Ami juga menjelaskan, pelatihan bagi difabel ini dikelompokan sesuai keterbatasan yang dimiliki dari para penyandang difabel, baik itu tunanetra, tunarungu, dan tunadaksa.

"Pelatihannya ada sendiri-sediri, bagi tuna daksa, tuna wicara, dan tuna netra. Yang daksa sudah ada yang sudah piawai, yang wicara lebih ke petani millenial, dan netra pelatihan dasar pengenalan bahan bertani," jelasnya.

Iapun berharap, para difabel yang telah mengantongi ilmu bisa berkembang dan berdaya setidaknya memperkokoh ketahanan pangan keluarga.

"Semoga bisa berdaya, memanfaatkan lahan non produktif dan mengisi kejenuhan para teman-teman difabel. Alhamdulillah saya lihat mereka juga sangat antusias, mereka punya kemauan untuk berubah dan memberi kebermanfaatan meski dalam keterbatasan," pungkasnya.

Sementara itu, salah satu penyandang tunanetra, Farid, mengaku gembira bisa berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Dia mendapat segudang ilmu baru mengenai cara mengisi waktu luang dengan bertani meski dengan keterbatasan yang dia miliki.

"Kemauan untuk mandiri itu ada, dengan kegiatan ini saya mengerti dan harus berbuat apa. Diajari jadi petani meski keadaan saya buta," akunya. (*)

Reporter : Triwi Yoga M | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.