
KEDIRI (Lenteratoday) - Tim Penggerak PKK dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kediri kembangkan sistem aplikasi monitoring kesehatan ibu hamil (bumil). Aplikasi ini bakal digunakan memantau perkembangan dan data terkait ibu hamil sehinggga akan dapat dilakukan penanganan terhadap ibu hamil berisiko kematian tinggi.
Hal ini disampaikan pelaksana tugas Kepala Dinkes Kabupaten Kediri dr Achmad Khotib saat evaluasi kinerja Srikandi Biru bersama tim penggerak PKK di Kantor Pemkab Kediri, Senin (28/3/2022). Jika diketahui bumil dengan risiko tinggi, dengan pengembangan aplikasi ini segera dilakukan penanganan dan pencegahan agar dapat menerunkan angka kematian pada ibu.
“Nantinya bumil selalu dalam pantauan sehingga kita dapat melakukan penanganan jika terjadi pemburukan kasus serta pencegahan kematian terhadap bumil,” ujar Khotib.
Dia melanjutkan angka kematian bumil ini menjadi krusial, lanjut Khotib, karena angka kematian ibu dijadikan salah satu indikator pembangunan manusia. Karena satu kematian ibu mempunyai dampak besar terhadap pertumbuhan anak sebagai penerus bangsa ini.
Untuk itu, pihaknya mengaku perlu sinergitas antara Dinkes dan Tim Penggerak PKK dan Srikandi Biru dalam upaya pendampingan bumil baik di tingkat desa maupun kecamatan. Menurut Khotib, upaya ini harus terus ditingkatkan. Pasalnya, Maret 2022 ini masih terdapat 3 kasus kematian ibu hamil. Satu kasus karena Eklamsi atau kejang selama masa kehamilan ataupun sesaat setelah melahirkan. Dan dua kasus lain masih dalam proses identifikasi penyebabnya.
Sementara angka stunting di Kabupaten Kediri mengalami tren membaik yang ditunjukkan dengan penurunan angka stunting dari 2020 di angka 14 menjadi 11,6. Hal ini didasarkan pada bulan timbang. Dengan jumlah sampling yang jauh lebih banyak dari tahun sebelumnya yakni hampir 90 persen bayi yang ada di Kabupaten Kediri.
Menanggapi tren positif dalam upaya penurunan stunting ini, Ketua Tim Penggerak PKK, Eriani Annisa Hanindhito mengapresiasi kinerja Srikandi Biru dalam melakukan pendampingan terhadap ibu hamil dan bayi. Namun menurut istri Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana ini, masih banyak yang perlu ditingkatkan dalam kinerja Srikandi Biru untuk mencapai target yang ditentukan.
“Sebuah kinerja keras yang patut diapresiasi. Namun perjuangan kita masih panjang. Karena target dari Mas Dhito (sapaan akrab Bupati Hanindhito) adalah di angka satu digit,” tandasnya. Pihaknya Mbakj Cicha, saapaan akrab Eriani Annisa Hanindhito, menerangkan dampak stunting ini berbahaya bagi keberlangsungan generasi ke depan.
Stunting dapat menghambat pertumbuhan dan mampu memengaruhi perkembangan otak anak sehingga menyebabkan kemampuan mental dan belajar kurang. Yang pada akhirnya dapat menurunkan prestasi sekolah anak. Sebagai organisasi perempuan, lanjut Mbak Cicha, tim penggerak PKK harus tetap berdaya dalam pembentukan karakter bangsa dengan menyiapkan generasi berkarakter kuat dan juga tangguh.
Mbak Cicha menambahkan hal ini dapat didukung dengan menggerakkan ekonomi keluarga dengan menumbuhkan semangat kewirausahaan. “Harapannya, mengawal bumil juga memeriksa status vaksinasinya. apakah orang disekitarnya sudah divaksin atau belum,” tutur Mbak Cicha.
Selain itu, pihaknya juga meminta agar Srikandi Biru yang bertugas melakukan pendampingan satu kader satu ibu hamil dan bayi ini terus bersemangat dan berupaya menurunkan angka kematian ibu dan stunting pada bayi. (*)
Reporter: Gatot Sunarko | Editor : Lutfiyu Handi