27 April 2025

Get In Touch

Tilik Tradisi Jamasan Jelang Ramadhan di Desa Jajar Trenggalek

Warga Desa Jajar Kecamatan Gandusari itu melakukan tradisi jamasan jelang Ramadhan
Warga Desa Jajar Kecamatan Gandusari itu melakukan tradisi jamasan jelang Ramadhan

TRENGGALEK (Lenteratoday) - Bulan Suci Ramadan sebentar lagi menghampiri umat muslim. Tradisi dan adat warisan leluhur untuk menyambut bulan puasa pun kian ramai dilakukan warga Trenggalek, Senin (28/03/2022).

Seperti hanya tradisi jelang Ramadan, warisan leluhur yang masih kental di Desa Jajar Kecamatan Gandusari adalah jamasan. Tradisi jamasan yang dilakukan warga Desa Jajar itu dengan ritual mandi di salah satu tempat sumber mata air.

Jamilatun, warga Jajar menceritakan bahwa tradisi jamasan atau mandi di sumber mata air, sudah dikenal warga setempat turun temurun. Sampai saat ini saat menjelang bulan puasa tradisi jamasan masih dilestarikan warga setempat.

"Kulo mengenal tradisi menika awit cilik, sing ngenalke nggeh mbah-mbah mbiyen, yen pas wayah arep pasa ken adus jamasan resik-resik awak ben suci panggonane nang sumber (Saya mengenal tradisi ini sejak kecil, dan yang mengenalkan mbah saya, kalau pas waktu puasa suruh mandi jamasan untuk bersih badan dan tempatnya di sumber mata air)," ucap Jamilatun.

Bagi Jamilatun dan warga Desa Jajar lainnya, tradisi Jamasan itu diyakini membawa berkah untuk menjalankan bulan puasa nantinya, dan kelimpahan badan sehat bersih dari kotoran-kotoran yang ada di badan.

"Adus jamasan niku damel merang, ingkang taksih alami damel keramas, terus jamasan niki nggeh sebagai bentuk nyambung tradisi jaman riyen damel ngilangi kotoran, ajeng wulan pasa (Mandi jamasan ini menggunakan merang, yang masih alami untuk keramas, dan jamasan ini juga sebagai bentuk nyambung tradisi zaman dahulu, untuk menghilangkan kotoran menjelang puasa)," ujarnya wanita paruh baya itu. 

Kendati, tempat jamasan yang biasanya dilakukan warga desa jajar di salah satu sumber Wonotirto, menurut keterangan Jamilah sumber tersebut sudah digunakan warga ber abad-abad hingga saat ini.

Sementara itu, Kepala Desa Jajar Imam Mukaryanto Edi menerangkan, bahwa di desanya menjalang ramadhan banyak tradisi yang kental. Seperti, Megengan yang identik dengan tradisi dan budaya.

"Jamasan adalah tahapan untuk menjelang bulan suci ramadhan, selain itu megengan ambengan rakyat yang sampai saat ini masih kental dengan tradisi dan budayanya, seperti wadah yang digunakan bukan dari plastik, namun dari pohon pisang dibuat kotak yang dinamai dengan lengkong," jelas Kades Jajar.

Menanggapi dengan kentalnya tradisi dan budaya di desanya itu, Ime sapaan akrabnya sangat mengapresiasi. Karena salah satu warisan yang tidak akan mati adalah warisan kebudayaan dan tradisi.

"Saya sangat mengapresiasi jika budaya yang ada di desa kami masih lestari, dan dijaga oleh warga kami, karena perkembangan zaman ini yang paling utama dijaga seharusnya nilai-nilai tradisi dan budaya, supaya generasi sekarang lebih mengenal dan bisa melanjutkan tradisi dan budaya yang ada," tandasnya.

Reporter : Novita | Editor : Endang Pergiwati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.