
Surabaya - Setelah ditetapkan sebagai zona merah, Surabaya kian waspada. Apalagi menurut data yang dilansir lawancovid-19.surabaya.go.id pada Rabu (25/3/2020) tercatat sudah ada 182 ODP, 8 PDP dan 31 terkonfirmasi positif virus corona yang tersebar di beberapa kelurahan di Surabaya.
Hal ini mendapat sorotan dari salah satu anggota komisi D DPRD Surabaya yaitu Akhmarawita Kadir. Menurutnya Pemkot Surabaya harus segera bertindak cepat. Ia meminta kepada Pemkot Surabaya untuk membuat rumah sakit khusus isolasi.
"Surabaya sudah harus membuat rumah sakit khusus. Terutama dalam menanggulangi para ODP," ucapnya, Rabu (25/3/2020).
Selain itu, laki-laki yang juga berprofesi sebagai dokter ini mengatakan tujuan rumah sakit khusus (RS) itu untuk mengisolasi orang yang berstatus ODP Covid-19. Ia beralasan, bila Pemkot tidak membuat RS maka tidak ada jaminan apakah ODP tersebut sudah terisolasi dengan benar di rumahnya.
"Nah ini perlu untuk mereka agar efektif mengisolasi diri. Kalaupun ada yang ODP, lalu isolasi di rumah, itu standar isolasi di rumah itu beda-beda. Selain itu bisa menimbulkan kecemasan di lingkungan sekitar mereka," terangnya.
Selain itu, Ia beranggapan bahwa RS ini juga bisa menjadi RS darurat apabila ada lonjakan pasien. Sehingga tidak mampu lagi RS rujukan untuk menampungnya.
"Semoga saja tidak ada lonjakan pasien. Tapi kita ada 15 rumah sakit rujukan. Tapi kalau ada lonjakan, RS ini sudah siap untuk menampung," lanjutnya.
Politisi Golkar tersebut mencontohkan seperti Jakarta. Pemerintah Daerah di sana telah merubah wisma atlit menjadi RS sementara.
"Kalau di Jakarta sudah ada wisma atlit jadi RS. RS ini sudah diisolasi dengan benar. Ini khusus untuk pasien yang dalam satatus ODP," tandasnya.
Terkait opsi tempat yang bisa digunakan, Akmar mengatakan ada beberapa pilihan. Diantaranya asrama haji atau wisma atlit di Surabaya.
"Saya rasa bisa itu di Asrama Haji, atau Wisma Atlit. Ukurannya juga cukup," pungkasnya. (ard)