
KEDIRI (Lenteratoday) - Memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) yang jatuh setiap 24 Maret, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kediri menggelar senam bersama perwakilan puskesmas, pasien TBC dan kader kesehatan, Jumat (25/3/2022).
Di Kota Kediri setiap tahun kurang lebih 1.000 orang terinfeksi TBC. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Dokter Fauzan Adima. Dia menjelaskan, penemuan pasien TBC di Kota Kediri masih cukup tinggi, lebih dari 1.000 warga per tahun terinfeksi TBC.
Namun sejak pandemi Covid-19 berlangsung temuan tersebut turun di angka 600-an per tahun. "Sejak pandemi warga menjadi takut untuk memeriksakan diri, sehingga temuan menurun di 2 tahun terakhir. Tahun 2021 ada sebanyak 659 temuan kasus TBC," ujarnya.
Meski masih di angka yang cukup tinggi, menurut Fauzan, Dinkes Kota Kediri tak pernah berhenti melakukan berbagai upaya menekan penyebaran TBC. Dimulai dari melakukan promosi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang pencegahan TBC, pelayanan dan anjuran untuk periksa melalui tenaga kesehatan, kader kesehatan serta media sosial.
Tindakan pencegahan penularan TBC juga dilakukan Dinkes Kota Kediri, dengan melakukan kontak tracing jika ada salah satu warga yang terinfeksi TBC. "Tracing biasanya kita lakukan kepada keluarga, tetangga ataupun orang-orang terdekat untuk memastikan tidak terjadi penularan," terangnya.
Tuberkulosis atau sering disebut TBC adalah penyakit menular yang disebabkan kuman Mycobacterium Tuberculosis yang masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan. Menyinggung kegiatan senam, manurut dr Fauzan merupakan salah satu cara investasi untuk mencegah terjangkitnya TBC, mengingat TBC salah satu penyakit yang paling berbahaya di dunia dan termasuk penyakit paru-paru menular.
Selain senam, pada kesempatan tersebut Dinkes Kota Kediri juga memberikan tali asih kepada 27 pasien TBC yang saat ini sedang menjalani pengobatan. Tak lupa Dinkes juga menyediakan pengecekan kesehatan secara gratis.
Tak hanya sampai disitu, Dinkes juga memberikan pengobatan secara gratis kepada masyarakat Kota Kediri yang terinfeksi TBC. Pengobatan TBC dapat dilakukan di 7 Rumah Sakit termasuk RSUD Gambiran, RSUD Kilisuci ataupun 9 puskesmas di Kota Kediri.
"Masyarakat tidak perlu khawatir untuk pengobatan jika terkena TBC, cukup lakukan pengobatan secara rutin selama 6 bulan agar kondisi dapat segera pulih," ujarnya.
Selain pengobatan, Fauzan mengungkapkan Dinkes juga memberikan rehabilitasi dan telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk memberikan bantuan bagi pasien TBC. Setelah pasien TBC dinyatakan sembuh, Dinkes Kota Kediri juga masih menunjukkan bentuk kepeduliannya dengan memberikan pendampingan dan membentuk komunitas mantan TB untuk memulihkan mental dan kepercayaan diri pasien yang telah sembuh.
"Memang sering kali pasien akan minder untuk terjun kembali ke masyarakat setelah sembuh. Pemulihan kepercayaan diri ini sangatlah penting agar pasien TB yang telah sembuh dapat bersosialisasi dan bermasyarakat dengan normal kembali, " terangnya.
Fauzan menyampaikan harapannya agar masyarakat tak perlu takut untuk memeriksakan diri jika merasakan gejala-gejala TBC. "Dalam melakukan pencegahan dan menekan penyebaran TBC tidak dapat dilakukan oleh Dinkes saja, peran masyarakat sangatlah penting agar penularan di masyarakat dapat tekendali. Maka dari itu, saya harap masyarakat dapat aktif memeriksakan diri secara rutin, serta yang terdiagnosa TBC mau koordinatif dan patuh dalam menjalani pengobatan hingga dinyatakan sembuh," ujar dr Fauzan. (*)
Reporter: Gatot Sunarko | Editor : Lutfiyu Handi