
Arifin BH, Pimpinan Redaksi Lenteratoday
Surabaya - Pandemi corona-19 telah merebak.Efek lainnya, banyak perusahaan, kantor, dan lembaga negara meminta karyawanmereka bekerja dari rumah.
Pembatasanmobilitas fisik tersebut dianggap sebagai salah satu cara efektif memutus matarantai penularan wabah corona jenis baru itu.
Keberadaan‘kantor virtual’ itu otomatis membuat lonjakan permintaan terhadap alatpendukung semisal, komputer jinjing atau laptop, dan jaringan internet.Lainnya: kebutuhan makanan dan minuman pun ikut melonjak.
PihakSamsung Electronics Co Ltd menyebutkan, ekspor semikonduktor naik sampai 20persen. “Ada peningkatan permintaan layanan internet. Itu artinya, pusat datamembutuhkan jaringan lebih besar,” sebut analisis Park Sung-soon di CapeInvestment & Securitas.
PejabatKementerian Perdagangan Korea Selatan, seperti dikutip Koran Kompas (24/3/2020), cloud computing telah meningkatkan penjualan chip server. Permintaan tinggi antara lain datang dari China danAmerika Serikat.
Di Jepang,perusahaan pembuat laptop Dynabook melaporkan lonjakan permintaan danpengiriman dalam waktu segera. Peningkatan permintaan juga diakui manajemen NECCorp.
DiAustralia, perusahaan JB Hifi Ltd juga mengakui hal yang sama. Lonjakanpermintaan terjadi beberapa pekan terakhir. Umumnya perangkat yang mendukungkerja jarak jauh dan peralatan penunjang lainnya.
Efek domino
“PerusahaanCloud membuka platform mereka, memungkinkan pelanggan baru dan lama menggunakanlebih banyak sumber daya secara gratis untuk membantu mempertahankan layanan,”kata analilis Yih Khai Wong dari lembaga Canalys.
Para analismelihat China memperoleh manfaat dari praktik bekerja dari rumah itu.
Peningkataninfrastruktur Cloud China telah membantu naiknya harga cip. Harga spot chip DRAM naik lebih dari 6 persensejak 20 Februari 2020. Data ini merujuk dari catatan DRAM eXchange.
Lembaga UBSpekan lalu memperkirakan harga kontrak rata-rata cip DRAM naik 10 persen padatriwulan kedua akibat lonjakan lebih dari 20 persen chip server.
Sisi lain
Di sisi lalin,kenaikan permintaan produk antivirus menunjukkan kerentanan keamanan saatbekerja dari rumah. Pakar keamanan dunia maya mengatakan, para peretas akanmengikuti, dengan mencari celah untuk mengambil keuntungan. Caranya? Menyusupke dalam data perusahaan.
Pejabat AS,Inggris dan sejumlah negara lain sudah mengeluarkan peringatan tentang risikobekerja bekerja dari luar lingkungan perusahaan.
Seorangpenasihat senior pada perusahaan teknologi Cisco’s Duo Security, bernama WendyNather, menyebut, transisi yang tiba-tiba akan berarti lebih banyak ruangkesalahan. Lebih banyak tekanan pada staf teknologi informasi, dan lebih banyakkesempatan bagi penjahat siber.
Para penjahat siber ini berharap bisa menipu karyawan untuk “memberikan” kata sandi mereka