
SURABAYA (Lenteratoday) - Anggota DPRD Jatim serius menyikapi fenomena minyak goreng yang belakangan terjadi. Di mana, pemerintah sempat mengintervensi harga minyak goreng hingga terjangkau masyarakat, namun ketersediaan barang menjadi langka. Sebaliknya, ketika harga meningkat, stoknya malah melimpah.
Anggota Komisi B DPRD Jatim, Daniel Rohi, menilai dengan kondisi seperti ini, Menteri Perdagangan dan Pengusaha Minyak Goreng tidak punya rasa nasionalisme. Untuk itu, dia menyerukan pada masyarakat untuk datang lansung ke Pabrik atau distributor di masing-masing wilayah.
Dia menilai bahwa kelangkaan minyak goreng yang sempat terjadi adalah tindakan dari para pengusaha yang ingin mendapatkan keutungan besar. “Saya tidak habis pikir dengan cara berpikir pengusaha yang sangat keterlaluan,” tandasnya, Jumat (18/3/2022).
Lebih lanjut dia mengungkapkan tindakan keterlaluan para pengusaha minyak ini bisa dilihat dari pembiaran terharap warga yang rela antre minyak goreng dengan harga tinggi, bahkan akibat antrean itu menumbulkan korban meninggal. Sementara, pengusaha menikmati keuntungan dengan menjual keluar negeri.
Kondisi ini, lanjut Daniel yang merupakan politisi nasionalis ini lebih mengkhawatirkan dampak sosial dan keaman yang ditimbulkan dari fenomena minyak goreng ini. Dia melihat sendiri fenomena minyak goreng inisemakin menunjukkandisparitas antara kaya dan miskin yang makin menyakitkan.
“Semua pengusaha minyak goreng adalah konglomerat, sementara korbannya rakyat miskin,” tandasnya. (*)
Reporter : Lutfiyu Handi
Editor : Lutfiyu Handi