
JAKARTA (Lenteratoday) -Perdana Menteri Belgia Alexander De Cro mengumumkan aturan mengenai ketenagakerjaan yang baru.
Dalam aturan tersebut, ia menyebutkan bahwa karyawan bisa meminta kepada atasan untuk bekerja hanya dalam 4 hari saja dalam seminggu.
Namun apabila masuk 4 hari saja, pekerja harus bekerja selama 10 jam per hari.
Pemerintah pun menjamin para pekerja tak akan mendapatkan pemotongan gaji atas aturan ini.
Melansir dari The Straits Times, aturan ini telah disepakati oleh tujuh partai pemerintah federal. Meski begitu, aturan ini baru akan dijalankan dalam tiga bulan mendatang.
Aturan ini merupakan langkah adaptif pemerintah untuk menyesuaikan fleksibilitas akibat pandemi Covid-19.
Pekerja Belgia dapat memilih apakah ingin lebih banyak bekerja di minggu ini atau minggu berikutnya.
Hal tersebut bertujuan agar pekerja dapat tetap mengelola kehidupan pribadi mereka, misalnya dalam hal pengasuhan anak maupun kebutuhan pasangan.
Ternyata tak hanya di Belgia, wacana bekerja selama 4 hari tersebut juga dibahas di Inggris, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.
Tolak perintah di luar jam kerja
Pada bulan Januari, pegawai negeri yang bekerja untuk pemerintah federal Belgia diberi hak untuk memutuskan sambungan, memungkinkan mereka untuk mematikan perangkat kerja dan mengabaikan pesan setelah jam kerja tanpa pembalasan dari bos.
Sekarang semua pekerja Belgia, termasuk mereka yang bekerja di sektor swasta, akan menerima hak yang sama, kata Dermagne, Selasa.
“Batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi semakin keropos. Tuntutan yang gencar-gencarnya ini bisa membahayakan kesehatan fisik dan mental pekerja,” ujarnya.
Dalam praktiknya, undang-undang baru akan berlaku untuk semua pengusaha dengan lebih dari 20 staf. Pengusaha diharapkan untuk bernegosiasi dengan serikat pekerja untuk memasukkan hak untuk memutuskan hubungan kerja dalam perjanjian bersama (*)
Editor: Arifin BH