
MADIUN (Lenteratoday) - Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Gatot Repli Handoko mengatakan, pihaknya tengah menyelidiki kelangkaan minyak goreng di pasaran. Penyelidikan dilakukan untuk mencegah terjadinya praktik penimbunan minyak goreng yang diduga menjadi penyebab kelangkaan.
"Sementara masih menyelidiki dan kami terus memantau kondisi kelangkaan minyak goreng di pasaran,” ujar Gatot dihubungi melalui sambungan telepon seluler , Selasa (15/2/2022).
Lebih Lanjut , pemantauan dan penyelidikan kelangkaan minyak goreng juga diinstruksikan kepada Satgas Pangan di tingkat Polres seluruh Jawa Timur. Tak hanya itu, kata Gatot, Kapolda Jatim bersama Gubernur Jatim sudah mengecek langsung ke pabrik produksi minyak goreng. Saat itu pihak pabrik menjamin ketersediaan minyak goreng di untuk masyarakat Jawa Timur.
“Di polres-polres juga melaksanakan pemantauan dengan titik utama di pasar tradisional dan retail,” kata Gatot.
Gatot menyimpulkan kelangkaan minyak goreng dilapangan terjadi lantaran kemungkinan adanya penimbunan. “Itu juga menjadi sasaran tim (Satgas Pangan) untuk mencari kemungkinan adanya penimbunan minyak goreng,” ucapnya.
Gatot memastikan Polda Jatim dan jajaran Polres akan memproses hukum bila ditemukan adanya penimbunan minyak goreng di pasaran.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indarparawansa menyatakan produksi minyak goreng di Jawa Timur mengalami surplus hingga 4.000 per ton setiap bulannya. Kendati melimpah diranah produksi, ketersediaan minyak goreng di pasaran di Jawa Timur mengalami kelangkaan.
"Untuk Jawa Timur ini sebenarnya kita membutuhkan 59 ribu ton per bulan. Sementara produksi minyak goreng untuk Jatim sebanyak 63 ribu ton per bulan. Harusnya masih surplus 4.000 ton per bulan,” ujar Khofifah saat melakukan kunjungan kerja peninjauan operasi pasar minyak goreng di Kantor Bakorwil Jatim di Kota Madiun, Selasa (15/2/2022).
Surplusnya produksi minyak goreng di Jatim diketahui setelah berkunjung bersama kapolda dan pangdam ke salah satu pabrik minyak goreng yang memilik pemasaran hingga tingkat nasional. Dari kunjungan itu diketahui pabrik minyak goreng tidak mengurangi produksinya.
Menurut Khofifah, dalam satu bulan, pabrik itu memproduksi minyak goreng khusus di wilayah Jawa Timur sebanyak 63.000 ton per bulan. Padahal kebutuhan minyak goreng di Jawa Timur berkisar 59.000 ton per bulan.
Anehnya, sampai saat ini keberadaan minyak goreng di pasar tradisonal banyak mengalami kelangkaan. Juga minyak goreng di mini market pun bernasib sama.
“Tetapi kita kemudian melihat di pasar banyak yang mengalami kelangkaan. Di mini market banyak yang mengalami kekosongan dalam beberapa hari belum tersuplai. Di hypermart mereka menyampaikan bahwa pre order tetapi tidak semuanya bisa dipenuhi,” kata Khofifah.
Khofifah meminta seluruh kepala daerah di Jawa Timur segera berkoordinasi dengan distributor minyak goreng terdekat. Koordinasi itu untuk memastikan stok minyak goreng agar tidak lagi terjadi kelangkaan di pasaran.
“Saya mohon kepada bupati dan walikota di Jatim untuk koordinasi disitributor terdekat di daerah ini. Kalau pabriknya tidak mengurangi produksi tetapi di pasar mengalami kelangkaan. Ada di titik antaran produsen dan pasar,” tegas Khofifah.
Reporter : Wiwiet Eko Prasetyo | Editor : Endang Pergiwati