20 April 2025

Get In Touch

Meski Pandemi, Siantar Optimistis Penjualan 2022 Tumbuh Double Digit

Dirut PT SIantar Top Tbk Agus Suhartono (kiri) dan Direktur PT Siantar Top Tbk Suwanto. menjelaskan produk baru di sela RUPSLB, Kamis (3/2/2022).
Dirut PT SIantar Top Tbk Agus Suhartono (kiri) dan Direktur PT Siantar Top Tbk Suwanto. menjelaskan produk baru di sela RUPSLB, Kamis (3/2/2022).

SURABAYA (Lenteratoday) – Meskipun masih dibayangi pandemi, tidak semua industri jeblok. Justru  industri makanan ringan tetap optimis tahun ini ada pertumbuhan penjualan double digit, meski dibayang-bayangi kenaikan harga bahan baku.

Menurut Direktur Utama PT Siantar Top Tbk, Agus Suhartanto, pihaknya tetap menjaga agar dalam suasana pandemi, pihaknya masih mampu menjaga kinerja perseroan. Salah satunya dengan cara merilis produk baru untuk menambah varian produk yang sudah ada. Serta selain fokus menggarap pasar lokal, juga intens menggenjot pasar ekspor.

“Sekarang kondiisinya memang krusial karena pandemi. Tapi kami tetap optimistis bisa tumbuh double digit. Kami akan rilis beberapa produk baru. Tahun ini kami juga akan tambah kapasitas produksi dengan capex (belanja modal) sekitar Rp 350 miliar,” ujar Agus Suhartanto di sela RUPSLB, Kamis (3/2/2022).

Namun begitu, pihaknya belum berani menjelaskan detail tentang produk baru tersebut. Sebab pihaknya masih menyiapkan secara matang termasuk ketersediaan bahan baku yang diperlukan. Sebab saat ini beberapa bahan baku yang dibutuhkan harganya semakin melambung.

Digambarkan beberapa bahan baku utama seperti terigu yang harganya dua tahun terakhir sudah naik 20 persen. Demikian juga gula harganya naik 15 persen dan cenderung naik terus. Sementara minyak goreng kenaikan harganya bahkan sudah sekitar 100 persen.

Kenaikan harga bahan baku tersebut akan berimbas signifikan pada kinerja perseroan ke depan. Sebab hal itu akan memengaruhi margin perusahaaan. Sebab itu, ke depan strateginya adalah secara perlahan menaikan level produk ke segmen menengah. “Bahan baku tersedia namun harganya naik signifikan. Ini susahnya. Mungkin penjualan akan tetap naik tapi marginnya turun,” tambahnya.

Selain itu, pihaknya juga akan memperbanyak depo agar distribusi produk ke konsumen semakin cepat terutama di Kawasan Indonesia Tmur. Hal ini juga untuk mengantisipasi market domestik yang pertumbuhannya cukup signifikan meskipun ada pandemi.

“Sekarang yang penting menjaga supply sebaik mungkin sambil mencari peluang pasar baru. Kami ingin konsumen mendapatkan produk yang diinginkan. Depo harus merata dan penuh isinya,” ujar Agus.

Terkait pasar ekspor, saat ini pihaknya menjaga pasar yang sudah ada. Karena persaingannya semakin berat. Sebab banyak negara yang mengurangi impor dan berupaya memberdayakan produk di dalam negerinya, akibat pandemi Covid-19.

Namun begitu, pihaknya terus mencoba mencari terobosan untuk bisa masuk di pasar ekspor baru. Saat ini beberapa negara tujuan ekspor emiten berkode STTP ini diantaranya adalah Cina, Korea, Taiwan, Vietnam, negara Timur Tengah, Australia dan Afrika.

“Setiap tahun pasar ekspor tetap tumbuh. Karena itu pasar existing tetap kami maintenance sambil terus mencari pasar baru. Saat ini kontribusi pasar ekspor masih 10 persen dari total sales kami. Sisanya dari pasar domestik,” tandas Agus Suhartanto. (*)

Reporter: Gatot Sunarko

Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.