20 April 2025

Get In Touch

Ekstra Waspada! Epidemiolog : Omicron Menular 4 Kali Lebih Cepat Daripada Varian Delta

Omicron ilustrasi
Omicron ilustrasi

JAKARTA (Lenteratoday) – Kewaspadaan msyarakat terhadap penyebaran Covid 19 varian Omicron harus ditingkatkan. Pasalnya, penularan Omicron dinilai lebih cepat disbanding varian Covid lainnya. Hal ini diungkapkan Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman

Dicky Budiman mengatakan ada kemungkinan lonjakan kasus varian SARS-CoV-2 B.1.1.529 atau Omicron yang diprediksi terjadi pada Februari-Maret mendatang akan lebih tinggi dari lonjakan kasus varian Delta. “Alasannya,  apabila belajar dari temuan di negara lain, varian Omicron memiliki tingkat kecepatan penularan empat kali dari varian Delta,” ucapnya.

Dengan membandingkan rekor penambahan kasus harian tertinggi yang terjadi pada 15 Juli dengan 56.757 kasus akibat varian Delta, maka kasus Omicron bisa mencapai 200 ribu kasus dalam sehari.

Pernyataan itu juga ia sampaikan guna merespons Kementerian Kesehatan yang sempat memprediksi penambahan kasus Covis-19 di Indonesia bisa mencapai 40-60 ribu kasus dalam kurun waktu sehari.

"Delta kemarin, kasus infeksi yang ditemukan pemerintah misalnya di 50 ribuan, ya sebetulnya setidaknya 4 kali [lipat]. Tapi bicara masalah kasus ini, antara prediksi dan kenyataan di lapangan bisa jauh berbeda," kata Dicky, Selasa (18/1), seperti dilansir dari CNN.

Dicky menjelaskan, perbedaan itu lantaran upaya surveilans testing dan tracing di Indonesia masih belum maksimal seperti negara-negara lain yang saat ini mengalami lonjakan kasus Omicron.

Ia mengibaratkan jaring yang dimiliki pemerintah sangat kecil, sementara masih banyak kasus Covid-19 di luaran sana yang belum terdeteksi sehingga dikhawatirkan dapat melonjak tiba-tiba suatu hari nanti.

Apalagi ditambah dengan karakteristik varian Omicron di mayoritas negara menunjukkan sifat penularan yang cepat dan eksponensial dibandingkan varian Covid-19 lainnya.

Dicky juga menambahkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) sudah mengklasifikasikan varian ini sebagai variant of concern (VoC) alias varian yang diwaspadai pada November 2021 lalu.

Ia juga menyebut tingkat keefektifan vaksin terhadap varian ini kemungkinan hanya meminimalisasi gejala klinis yang dialami sehingga tidak mengalami perburukan gejala atau bahkan kematian.

Sementara efektivitas vaksin untuk pencegahan terinfeksi dan meminimalisasi penularan Covid-19 antarmanusia menurutnya masih belum dipastikan, dan masih perlu penelitian lebih mendalam lagi.

"PR di Indonesia adalah di kapasitas testing dan tracing, sehingga kalau saya melihat, kalau saya prediksi kasar dan melihat kemampuan kita melakukan deteksi, ya mungkin tetap [laporan kasus Covid-19 harian] di kisaran antara 10-50 ribu, segitu saja," ujar Dicky.

Editor : Endang Pergiwati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.