20 April 2025

Get In Touch

Dosen UMM Ubah Kotoran Sapi Jadi Biogas Demi Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Air dapat terkontaminasi (tercemar) bakteri coli (faecal coliform bacteria) yang banyak terdapat pada kotoran sapi, sedangkan pencemaran udara disebabkan terutama oleh gas amonia (NH4) hasil dekomposisi kotoran sapi.
Air dapat terkontaminasi (tercemar) bakteri coli (faecal coliform bacteria) yang banyak terdapat pada kotoran sapi, sedangkan pencemaran udara disebabkan terutama oleh gas amonia (NH4) hasil dekomposisi kotoran sapi.

MALANG (Lenteratoday) - Peran Universitas Muhammadiyah Malang berupaya mengembangkan kehidupan masyarakat di sekitarnya sebagai pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Berbagai Universitas dan perguruan tinggi di Indonesia pun kemudian membuat berbagai program yang melibatkan peran perguruan tinggi, mahasiswa, pemerintah dan masyarakat.

Progam pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh beberapa dosen Peternakan UMM yaitu, Dr. Ir. Aris Winaya, M.Si, MM. IPU,  Dr. Ir. Herwintono, MS. Dan Ali Mahmud, S.Pt. M.Pt. beserta 2 mahasiswa di daerah Kelompok Peternak Sapi Perah Anjasmoro Agri Lestari Pujon Kabupaten Malang perihal revitalisasi biogas beberapa waktu lalu, dinilai sangat tepat.

Sebanyak 35 ekor sapi perah dikandangkan dalam kandang komunal serta terdapat beberapa kandang milik anggota kelompok ternak di wilayah binaan kelompok tersebut, maka jika kotoran sapi tersebut tidak dikelola dengan benar tentu akan menyebabkan pencemaran lingkungan, baik tanah, air dan udara.

Sementara air dapat terkontaminasi (tercemar) bakteri coli (faecal coliform bacteria) yang banyak terdapat pada kotoran sapi, sedangkan pencemaran udara disebabkan terutama oleh gas amonia (NH4) hasil dekomposisi kotoran sapi. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu cara mengatasi pencemaran (polusi) lingkungan pemukiman.

Salah satu dosen Peternakan, Ali Mahmud, S.Pt. M.Pt. mengatakan salah satu solusi mengatasi permasalahan pencemaran tersebut adalah mengubah kotoran sapi menjadi biogas.

Teknologi pembuatan biogas dengan bahan baku (substrat) kotoran sapi merupakan teknologi tepat guna (TTG) yang mudah diaplikasikan di lapangan dan sudah terbukti secara signifikan dapat menurunkan terjadinya pencemaran lingkungan.

“Bahkan dengan adanya biogas ini akan diperoleh keuntungan ganda (multiplier effect), yakni berupa biogas sebagai hasil utama, dan dari limbah produksi biogas ini akan dihasilkan pupuk organik/kompos yang siap pakai,” jelasnya.

Salah satu yang ditekankan adalah perihal revitalisasi biogas dan optimalisasi filterisasi pada biogas, khususnya di kelompok Anjasmoro Agri Lestari yang sudah bertahun - tahun menggunakan biogas dan merupakan keberkahan tersendiri dari pemeliharaan sapi perah yang telah dijalani selama ini.

"Dengan dilakukannya pengabdian block grant dengan program-program kerja yang telah disusun dan dirancang seperti ini diharapkan kelak akan dapat tercapai solusi yang baik," tegasnya.

Pihaknya juga berharap revitalisasi dan optimalisasi filterisasi ini sebagai upaya meningkatkan kualitas lingkungan dan cemarannya. Karena penyelesaian masalah yang dialami selama ini diperlukan kerjasama yang baik dengan seluruh pihak yang terkait, termasuk peran serta perguruan tinggi seperti ini.

Dengan demikian, diharapkan kualitas lingkungan menjadi baik, derajat kesehatan masyarakat meningkat, dan petani tetap dapat memelihara sapi sebagai usaha sampingan yang dapat menambah pendapatannya, yang pada akhirnya akan dicapai kondisi masyarakat yang sehat dan sejahtera.

Reporter : Reka Kajaksana

Editor : Endang Pergiwati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.