19 April 2025

Get In Touch

Diduga Cemari Lingkungan, DPRD Panggil Manajemen PT Rachbini Leather Sedati

Diduga Cemari Lingkungan, DPRD Panggil Manajemen PT Rachbini Leather Sedati

Sidoarjo - Komisi A dan C DPRD Sidoarjo memanggil perwakilan PT Rachbini Leather terkait dugaan pembuangan limbah pada Avour Semampir yang menyebabkan bau menyengat dan airnya berubah menjadi pekat hitam

Selain dari PT. Rachbini Leather hadir juga Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), Camat Sedati, Kelurahan Sedati Gede, Sedati Agung dan Pabean dan perwakilan masyarakat setempat

Dalam pertemuan tersebut, dijelaskan bahwa PT. Rachbini Leather diduga telah membuang limbah melalui saluran pipa yang dialirkan ke Avour Semampir. “Saya meminta saluran pipa pembuangan limbah untuk ditutup sementara, karena saluran tersebut belum memiliki ijin,” Kata Subandi, Ketua Komisi A di Ruang Rapat DPRD Sidoarjo, Rabu (11/3/2020).

Suyarno, anggota Komisi C meminta hasil pemeriksaan akhir dari limbah sebelum dibuang ke Avour Semampir. Karena hasil limbah yang dibuang itu belum dikelola secara benar. “Harus bisa menunjukan hasil lab akhir dari limbah tersebut. Saya juga meminta DLHK benar-benar melakukan pengawasan yang melekat, jangan sembrono,”tegas Suyarno

Sementara Adhy Samsetyo Djoko Lelono, Legal Eksekutif PT Rachbini Leather mengatakan limbah ke Avour itu bukan hanya dari PT Rachbini Leather. Dia menandaskan bahwa perusahaannya tidak pernah memproduksi bahan mentah sejak Januari 2020 lalu. Pihaknya hanya memproduksi bahan setengah jadi.

“Yang membuang bukan hanya dari PT. Rachbini,” kilah Adhy Samsetyo yang juga tercatat sebagai sekretaris Komisi B DPRD Sidoarjo.

Untuk mengetahui secara pasti dari limbah tersebut, DLHK sudah mengambil sampel untuk diuji di laboratorium, karena memang pencemaran ini sudah yang ketiga kalinya. “Kira-kira hasilnya nanti satu minggu lagi,” jelas Sigit Setyawan, Kepala DLHK Sidoarjo.

Sementara perwakilan masyarakat mengeluhkan, akibat adanya limbah tersebut produksi padinya menurun. Sebelumnya mampu panen hingga 10 ton per hektar, sekarang menjadi 7 ton per hektar. Selain itu air limbahnya juga membuat gatal-gatal dan bau menyengat. (pin)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.