Kunjungan Wisatawan ke Gunung Bromo Tak Boleh Gunakan Kendaraan Bermotor Selama Wulan Kapitu

MALANG.KAB, (Lenteratoday) - Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) terapkan pembatasan kunjungan wisata alam dan kegiatan masyarakat, selama perayaan tradisi Wulan Kapitu 2022. Pada surat pengumuman PG. 35/T.8/BIDTEK.1/KSA/12/2021, Balai Besar TNBTS menyebutkan, pembatasan ini dilakukan demi menghormati adat dan budaya masyarakat tengger pada Wulan Kapitu.
Selama Wulan Kapitu, kawasan Kaldera Bromo harus bebas dari kendaraan. Ini karena Wulan Kapitu yang berarti bulan ketujuh berdasarkan tanggalan suku asli Tengger, merupakan bulan yang suci. Pada bulan itu, sesepuh Tengger akan melakukan puasa dan menahan diri dari godaan duniawi, demi mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta.
“Pada awal bulan kapitu, hari minggu tanggal 2 Januari 2022 pukul 18.00 WIB, sampai dengan hari Senin tanggal 3 Januari 2022 pada pukul 18.00 WIB, dan akhir wulan kapitu pada hari Selasa 1 Februari 2022 pukul 18.00 WIB sampai dengan hari Rabu tanggal 2 Februari 2022 pukul 18.00, akan dilakukan penutupan kaldera Tengger TNBTS dari kendaraan bermotor kecuali keadaan darurat,” demikian pengumuman resmi dari Balai Besar TNBTS.
Batas kendaraan bermotor dari arah Pasuruan berada di Pakis Bincil, sedangkan dari arah Malang, dan Lumajang ada di Jemplang. selain itu kendaraan dari arah Probolinggo, maksimal hanya sampai Cemorolawang.
“Jadi momen di Wulan Kapitu ini adalah tahun ke 3 kebijakan ini diambil sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan kepada tradisi dan adat masyarakat tengger, pengunjung masih bisa berwisata ke Bromo namun memang di tanggal-tanggal itu kami membatasi kendaraan bermotor, boleh berkunjung asal tidak menggunakan kendaraan bermotor,” ujar Sarif Hidayat, Kelapa Sub Bagian Data, Evaluasi, Pelaporan, dan Kehumasan TNBTS pada Rabu (29/12/2021).
“Bebas kendaraan bermotor hanya pada tanggal yang sudah disebutkan, jadi masih bisa berwisata ke laut pasir, mau pakai kuda masih boleh, sepeda bisa, tandu atau jalan kaki juga bisa, yang penting bukan kendaraan bermotor,” tambahnya menjelaskan.
Reporter : Reka Kajaksana
Editor : Endang Pergiwati