
SURABAYA (Lenteratoday) – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur meminta supaya pemerintah pusat segera merelokasi pemukiman yang terdampak langsung erupsi Gunung Semeru.
“Setelah melalui kajian beberapa kawan secara cepat, sepertinya memang harus relokasi, terutama yang berada di sekitaran wilayah terdampak langsung karena kondisinya untuk ditempati kembali sudah tidak mungkin,” kata Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Hikmah Bafaqih, Minggu (12/12/2021).
Dia menandaskan bahwa proses relokasi seperti yang dijanjikan oleh Presiden supaya dipercepat. Jangan sampai akibat keterlambatan relokasi akan menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat pada pemerintah, khususnya pada pemerintah daerah. Terlebih lagi, lanjutnya, dana yang dijanjikan pemerintah untuk pembangunan kembali rumah akibat gempa bumi di Lumajang yang terjadi beberapa waktu lalu belum cair.
“Sisa-sisa mereka yang kemarin terdampak gempa di Lumajang saja belum mendapatkan dana untuk membangun kembali rumahnya yang dijanjikan oleh pemerintah pusat Rp 50 juta pertitik. Memang proses administrasinya setelah kami konsultasikan ke BNPB itu agak rumit,” tandas politisi Partai Kebangkitan Bangsa(PKB) ini.
Sementara, sambil menunggu relokasi yang dilakukan pemerintah, maka yang dibutuhkan warga korban erupsi gunung Semeru adalah tempat pengungsian yang layak. Memang, saat ini mereka sudah tinggal di gedung setelah sebelumnya tinggal di tenda. Cuma, tetap saja kapasitas gedung dengan jumlah pengungsi masih belum memadai.
Dengan kodisi tersebut, maka yang perlu diperhatikan adalah kondisi kesehatan, ketersediaan sanitasi dan air bersih, lalu persebaran penyakit yang mungkin saja bisa terjadi. “Tentu saja yang lebih harus diperhatikan adalah mereka dengan anggota keluarga rentan, seperti lansia, ibu hamil, anak-anak balita di bawah 5 tahun. Kemudian ibu yang sedang menyusui, dan penyandang disabilitas,” katanya.
Mereka, lanjut Hikmah, mereka memerlukan huntara (hunian sementara) yang lebih sehat dan lebih layak sambil menunggu proses kejelasan relokasi. Terlebih lagi, untuk melakukan relokasi juga membutuhkan waktu.
Terkait dengan bantuan, Hikmah menyebutkan bahwa untuk bantuan logistik saat ini sudah cukup banyak. Maka, yang diperlukan saat ini adalah bantuan berupa uang. Sebab bisa digunakan oleh beberapa pihak termasuk Pemerintah Kabupaten Lumajang untuk membangun hunian sementara.
Selain itu, bantuan uang juga bisa digunakan untuk pembangunan pusat sanitasi dan air bersih, MCK di lokasi lokasi titik pengungsian dalam jumlah yang memadai sesuai dengan jumlah pengungsi. “Yang kita khawatirkan adalah ketika manajemen di pengungsian itu tidak dilaksanakan sesuai dengan standar, yang muncul berikutnya adalah bahaya penyakit. Ini yang tidak kita inginkan,” tandasnya.
Terlebih lagi saat ini adalah musim hujan, di mana bisa saja terjadi serangan DB (Deman Berdarah), diare dan lainnya. Komdisi debu halus kalau cuaca panas di siang hari juga bisa menyebabkan gangguan saluran nafas atas.
“Dalam kaitan ini, kemarin, kami Perempuan Bangsa Jawa Timur bersama dewan pengurus pusat Perempuan Bangsa, ada dewan Pembina Ibu Rustini Muhaimin Iskandar, Ibu ketua umum Siti Mukaromah dan jajaran yang lain, berkunjung ke Lumajang. Pertama kita silaturahmi ke Bupati untuk menanyakan situasi terupdatenya,” katanya.
Kemudian dilanjutkan ke rumah sakit untuk memberikan penghiburan dan melihat secara langsung bagaimana layanan rumah sakit terhadap para korban yang dirawat. Hikmah menandaskan pihaknya juga memastikan pelayanan terhadap para korban ini dilakukan dengan baik.
“Kemarin, yang dirawat di rumah sakit tuh 20 orang lebih, sementara yang meninggal dunia sebelumnya juga sudah banyak. Kita berharap tidak ada kejadian sakit lagi pasca bencana ini, termasuk dari relawanya mas, karena saya mendengar kabar juga banyak yang bersemangat jadi relawan, tapi tidak memahami standarnya, hingga malah terluka itu menganggap lumpur-lumpur yang kelihatannya tidak panas tapi ternyata panas,” katanya.
Hikmah mengatakan pihaknya juga mengunjungi tempat pengungsian untuk melakukan proses trauma healing dan berbagi dengan para santri yang orang tuanya terkena dampak, maupun para pengungsi ibu dan anak-anak yang ada di sana. Hikmah yakin meski kunjungan terserbut cukup singkat, namun bermanfaat bagi mereka.
“Karena, kita juga bisa berdialog, kebetulan Ibu Siti Mukaromah itu komisinya bermitra dengan Perhutani, hingga kita juga bisa banyak ngobrol tentang proses relokasi bagi warga terdampak. Demikian juga dengan jaringan-jaringan yang dimiliki oleh kita terhadap urusan-urusan penanganan fase tanggap darurat dan relokasi bagi pengungsi dan bagi masyarakat terdampak,” pungkasnya. (*)
Reporter : Lutfiyu Handi
Editor : Lutfiyu Handi