
Madiun - Pemkot Madiun terus berupaya menangkal masuknya faham radikal. Salah satu langkah yang dilakukan adalah melalui rapat koordinasi (Rakor) penanggulangan yang dilakukan di Ruang 13 Balai Kota Madiun, Kamis (5/3). Rakor tersebut diikuti Forkopimda hingga pakar dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) wilayah Jawa Timur.
Walikota Madiun Maidi bangga masyarakat yang ia pimpin sudah mengikuti pola pikir modern. Ia menilai masyarakat Kota Madiun sudah cerdas memilah mana paham-paham yang dilarang oleh negara.
Salah satunya ialah paham radikalisme. Menurutnya paham radikalisme bisa masuk kapan saja. Oleh karena itu perlu penanganan serius agar tidak menyebar ke masyarakat khususnya di Kota Madiun.
"Alhamdulillah Kota Madiun cukup kondusif sampai saat ini. Saya kira sudah cukup dewasa untuk memilih dan memilah akan pemahaman tertentu," Kamis (7/3/2020) malam.
Kendati demikian mantan sekda kota ini mengatakan jika pihak pemkot terus berupaya untuk melalukan pengawasan dan pencegahan. Ia menjelaskan jika pihaknya rutin melakukan sosialisasi kepada masyarakat khususnya generasi muda.
Dalam sosialisasinya itu ia menekankan bahaya paham radikalisme hingga materi pemupuk rasa nasionalisme. Mulai Pancasila, Bela Negara, hingga kebudayaan tanah air. Walikota menyebut pemberian materi tersebut akan semakin difokuskan ke depan.
"Kita beri pelatihan dan pengetahuan tentang bahaya radikalisme ini secara khusus selama dua hari. Harapannya, mereka bisa menjadi pembicara di lingkungan masing-masing,’’ imbuhnya.
Sementara itu Soubar Isman pakar deradikalisasi BNPT wilayah Jawa Timur mengatakan anak muda sekarang mudah dipengaruhi. Khususnya dengan hal-hal baru. Hal itu dikhawatirkan akan menimbulkan kekacauan jika dibiarkan.
‘’Hasil survei kami, baik ditingkat nasional maupun provinsi, mulai adanya fenomena intoleran terhadap sesama dari anak muda kita. Ini tentu bisa menimbulkan kekacauan jika kemudian disusupi paham-paham radikalisme tadi,’’ ungkapnya.
Namun, Soubar menyebut Jawa Timur pada umumnya tergolong masih kondusif. Bahkan, berdasar hasil penelitiannya, Jawa Timur masuk dalam kategori waspada masuknya paham radikalisme. Kendati begitu, upaya pencegahan terus dilakukan. (Sur)