20 April 2025

Get In Touch

Obat Covid-19 Dipasarkan di China Mulai Desember 2021

Ilustrasi - Obat antivirus Covid-19 eksperimental, molnupiravir (Ant)
Ilustrasi - Obat antivirus Covid-19 eksperimental, molnupiravir (Ant)

JAKARTA (Lenteratoday) -Obat anti-Covid-19 diperkirakan mulai dipasarkan di dalam negeri China pada  Desember 2021.

Tim riset Henan Normal University kepada pers setempat, Rabu, menyatakan bahwa obat anti-Covid yang dikembangkannya itu sudah bisa dipasarkan di China secepatnya pada bulan depan.

Obat yang diberi nama Azvudine tersebut saat ini sedang memasuki uji klinis tahap ketiga di Rumah Sakit Kelas I Zhengzhou University, Kota Zhengzhou, Henan.

Uji klinis tahap ketiga obat itu juga sedang dilakukan di Brazil dan Rusia.

Azvudine merupakan obat anti-HIV yang dikategorikan sebagai antiretroviral (reverse transcriptase inhibitor).

Terkait dengan virus corona baru, obat tersebut menunjukkan reaksi antivirus yang efektif, tulis laman berita The Paper.

Pil Azvudine anti-HIV yang dikembangkan oleh para peneliti di Henan Normal University itu telah mengantongi izin edar di pasar domestik pada Juli lalu.

Sejauh ini China telah mengambil tiga metode pengembangan obat anti-COVID-19, yakni mencegah virus masuk melalui sel tubuh manusia, menghambat replikasi virus, dan menyesuaikan sistem kekebalan tubuh manusia.

Ketiga metode itu masing-masing memiliki keunggulan strategis dalam mengatasi COVID-19, demikian Global Times.

VV116, kandidat obat anti-COVID-19 yang dikembangkan Shanghai Institute of Materia Medica dan Wuhan Institute of Virology, sedang memasuki tahap evaluasi klinis.

Kombinasi antibodi monoklonal yang dikembangkan Tsinghua University, Rumah Sakit Kelas III Shenzhen, Brii Biosciences (perusahaan China-AS), juga diperkirakan mendapatkan izin edar pada bulan depan.

Obat terapi tersebut kemungkinan juga akan menjadi obat pertama yang mendapatkan izin edar darurat di negara maju, seperti AS.

Eropa

Sementara itu, Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) merekomendasikan dua obat antibodi COVID-19 buatan Regeneron-Roche asal Amerika-Swiss dan Celltrion asal Korea Selatan, saat kawasan itu membangun pertahanannya terhadap lonjakan kasus (*)

Sumber: Antara

Editor: Arifin BH

Restu Komisi Eropa itu menjadi yang pertama untuk pengobatan COVID-19 di benua tersebut setelah remdesivir produksi Gilead disetujui tahun lalu.

Reuters awal pekan ini melaporkan bahwa EMA akan segera mengesahkan kedua obat tersebut.

Ronapreve, koktail atau campuran obat antibodi buatan Regeneron-Roche, didukung oleh komisi obat-obatan manusia EMA untuk mengobati pasien COVID-19 orang dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun yang tidak membutuhkan bantuan oksigen dan berisiko tinggi terkena penyakit parah.

Sedangkan Regkirona produksi Celltrion hanya direkomendasikan untuk orang dewasa dengan kondisi serupa.

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.