20 April 2025

Get In Touch

Kisah Penyintas Covid-19 Andalkan GoSend: Tak Sekadar Jamu, Ada ‘Doa’ Disetiap Kirimannya

Seorang driver Gojek GoSend saat mengambil jamu pesanan konsumen dari rumah Nela, Produsen jamu dengan merek Bakoel Djamu. (Foto:Iqbal/Lentera)
Seorang driver Gojek GoSend saat mengambil jamu pesanan konsumen dari rumah Nela, Produsen jamu dengan merek Bakoel Djamu. (Foto:Iqbal/Lentera)

SEMARANG (Lenteratoday) – Pandemi Covid-19 mengubah semua hal, termasuk cara kita memberikan dukungan dan doa kepada teman dan hanadai taulan. Bila sebelum ada corona, menjenguk orang sakit dengan membawa berbagai buah tangan dan berbagi guyonan diharapkan bisa membantu penyembuhan, kini hal itu tak bisa dilakukan.

Namun hal itu tak membuat galau Ash Shulcha Febriliana (28). Sebagai penyitas Covid-19 dia menemukan cara tersendiri dalam berbagi dukungan dan cinta untuk rekan-rekjannya yang terkena virus tersebut.

Febri --begitu sapaannya—mengisahkan dirinya dua kali dinyatakan positif Covid-19. Pada Maret 2021, Febri kali pertama terpapar Covid-19. Padahal dirinya mengaku sudah berupaya semaksimal mungkin menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes) dengan ketat. Febri kaget, dan tidak mengetahui darimana dirinya terpapar.

"Saya isolasi mandiri (isoman) di rumah, dan setelah waktu isolasi selesai, saya langsung tes dan alhamdulillah hasilnya negatif," terangnya saat ditemui di rumahnya, di Jl. Saninten Timur No. 66 Srondol Wetan Banyumanik, Semarang, Jumat (12/11).

Setelah dinyatakan sembuh, dirinya melakukan proses pemulihan, hingga siap untuk melaksanakan rutinitas pekerjaannya sehari-hari.  Sebagai upaya peningkatan daya tubuh, dirinya pun mulai rutin mengonsumsi jamu yang dibelinya dari penjual jamu online ‘Bakoel Djamu’.

Namun, nasib berkata lain. bulan Agustus 2021, dia harus mengaku kalah lagi. Febri terpapar Covid-19 untuk ke dua kalinya.  "Isolasi mandiri lagi, dan bisa sangat bersyukur bisa sembuh lagi. Kuncinya pikiran harus tenang dan yakin bisa sembuh. Selama isolasi itu saya juga masih rutin konsumsi jamu. Selain itu, banyak dari teman-teman dan keluarga saya yang mensupport agar saya bisa segera sembuh," jelasnya.

Semenjak Febri pulih kedua kalinya dari Covid-19, dia pun tergugah membantu teman dan saudaranya yang silih berganti terpapar Covid-19. Kalau dalam kondisi normal, dia bisa hadir langsung menjenguk, kini Febri harus memilih strategi cerdas dan simple, dengan memanfaatkan layanan transportasi dan jasa pengiriman online.

Febri pun mulai aktif mengirimkan jamu langganannya dari ;Bakoel Djamu untuk dikirim ke alamat teman dan saudara yang sedang menjalankan isoman. Layanan GoSend pun dipilih karena bisa diandalkan. "Sekitar empat kali saya pernah kirim jamu lewat Bakoel Djamu, melalui layanan GoSend dan langsung dikirim ke saudara dan teman yang sedang menjalani isolasi mandiri," tuturnya.

Niat baik memang akan dibayar dengan hasil yang baik juga. Semangat dan dukungan yang diberikan Febri kepada teman dan saudaranya membuahkan hasil. Semuanya dinyatakan sembuh dari Covid-19. "Selama kita saling bahu membahu menghadapi pandemi, pastinya kita bisa bangkit. Jangan lihat hanya jamu yang dikirim, tapi dalam setiap pengiriman itu ada dukungan dan tentunya doa dari keluarga dan rekan," terangnya.

Omzet Naik

Di sisi lain, langkah kecil Febri ternyata memberikan multiplier effect juga kepada usaha kecil dan menengah (UKM) sekitarnya. Ditemui terpisah, Owner ‘Bakoel Djamu’ Nela Diny Azka mengakui penjualan jamu dalam kemasan botolnya, meningkat drastis saat pandemi.

Pada 2019, Nela mengaku per bulan rata-rata jamu yang terjual hanya 150 sampai 200 botol saja. Namun sejak pandemi, Nela dalam satu bulan mampu menjual jamu sebanyak 500 hingga 1.000 botol ukuran 250 ml.

Produk jamu dengan merek Bakoel Djamu yang bermitra dengan GoSend untuk distribusinya. (Foto:Iqbal/Lentera)

"Semakin ke sini kesadaran orang terhadap minum jamu juga meningkat. Artinya mereka  tambah tahu manfaat dari jamu untuk kesehatan," tuturnya, saat ditemui di rumahnya, di Jalan Candi Sukuh, No 28 RT 05 RW 04, Bambankerep, Ngaliyan Semarang, Minggu (7/11).

Nela juga mengakui sangat terbantu dengan adanya layanan GoSend. Peningkatan pesanan jamu tak membuatnya kerepotan, sebab pengiriman area Semarang dia percayakan pada jasa layanan GoSend dari Gojek.

Beberapa kali dirinya pernah mendapatkan pesanan jamu dalam bentuk hampers. Konsumen meminta pesanan tersebut dikirimkan ke alamat temannya yang isoman karena terpapar Covid-19. "Jadi selain berkoordinasi dengan konsumen pemesan jamu, saya juga mengkomunikasikannya dengan driver GoSend, supaya pesanan jamu ditaruh di pagar pada alamat yang dituju," jelas perempuan kelahiran Tegal ini. Beberapa jamu yang dijual Nela antara lain, beras kencur, beras kencur late, kunyit asam, kunyit sirih, kunyit asam yakult, empon-empon.

Dengan adanya bantuan pengiriman dari layanan GoSend, sebagai owner ‘Bakoel Djamu’ dirinya bisa fokus pada pemasaran jamu via media sosial dan melaksanakan aktifitasnya sebagai ibu rumah tangga. Sedangkan untuk proses produksi dia dibantu satu karyawannya. Dan tentunya untuk distribusi, dia tinggal mempercayakan kepada GoSend.

"Layanan GoSend sangat membantu saya, pengirimannya juga cepat. Selama saya menggunakan layanan GoSend, belum ada konsumen yang komplain barang rusak atau salah alamat," tutur perempuan berusia 28 tahun ini.

Nela berharap layanan GoSend dari Gojek tetap ada. Sebab baginya GoSend merupakan salah satu mitra dalam usaha jamunya. "Dulu penjual jamu kan gendong jamu keliling. Sekarang karena sudah digital dan semakin canggih, pemasaran dan pemesanan bisa via online, pengiriman bisa pakai GoSend," pungkasnya. (*)

Reporter: Mohammad Iqbal Shukri

Editor: Widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.