30 April 2025

Get In Touch

Hadir di Festival Polowijen Djaman Mbijen KBP, Kakang Mbakyu Kota Malang Promosikan Topeng Malang

Ki Demang saat akan memulai pertunjukan wayang Malangan pada (14/11/2021)
Ki Demang saat akan memulai pertunjukan wayang Malangan pada (14/11/2021)

MALANG (Lenteratoday) - Kampung Budaya Polowijen selalu memberikan warna yang berbeda dalam setiap event. Kali ini, Festival Panawijen Djaman Bijen#4 Kampung Budaya Polowijen nampak suasana sakral masih terasa, Minggu, (14/11/2021). Tepat pada usia ke 1077 tahun,  Polowijen yang dulu bernama Panawidyan sesuai nama prasasti Warundungan Kanjuruhan B, hari ini diperingati.

Sebelum acara dimulai terlebih dulu gamelan ditabuh mengiringi wilujengan/selamatan. “Peringatan ulang tahun Hari Jadi Polowijen ke 1077 tahun, berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh Arkelog Malang Dwi Cahyono pada saat peremian Kampung Budaya Polowijen,” ungkap Ki Demang Penggagas Kampung Budaya Polowijen. 

Acara wilujengan dipimpin langsung oleh Ki Demang dengan memanjatkan doa, didampingi oleh Ki Surjono yang sebelumnya membuka dengan tembang/kidung dari terjemahan Al-Fatehah.

Lengkap dengan tumpeng, cok bakal, ubo rampe, kembang setaman, jenang palang, jenang ponco warno serta suguhan pisang sandingan minuman. Semua ditafsirkan dalam budaya Jawa sebagai symbol doa dan permohonan yang dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Harapannya adalah tahun ini semoga makin dijauhkan dari bencana dan segera dipulihkan dari Pandemi Covid 19.

Acara dibuka dengan Tari Topeng Bapang dan Sabrang dengan iringan gamelan dari Kampung Satrio Turonggo Jati. Titik Nur Fajriah selaku Wakil Ketua KBP dalam sambutannya, mengucapkan terima kasih, dengan dibukanya kembali KBP untuk kunjungan wisata, dan event dapat dilaksanakan secara hybrid, sehingga tayangan virtual ini dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke KBP.

Festival Panawijen Djaman Mbijen di KBP ini dihadiri oleh Kasi Pengembangan Industri Pariwisata  perwakilan Disporapar Kota Malang Artis Swastini yang melakukan monitoring event dari awal hingga akhir untuk memastikan bahwa penyelenggaraan event melalui protokol kesehatan dan pemanfaatan layanan QR Code di Kampung Budaya Polowijen.

Festival di KBP kali ini nampak berbeda dari biasanya yang langsung dihadiri enam orang Kakang Mbakyu  Kota Malang yaitu Mbakyu Sara, Kang Putra, Kang Ferdi, Mbakyu Masayu, dengan Mbakyu Rachel. Mereka semua diajak showing keliling ke masing - masing stan oleh MC Afrilia Wijayanti dari Forkom Pokdarwis Kota Malang yang didampingi oleh Rabindra Annesa Danesjvara selaku MC dan penari topeng KBP.

Kakang Mbakyu Kota Malang diajak melihat perpustakaan budaya, pameran foto dan quote budaya, dan mendapatkan edukasi di galeri topeng dan wayang, melihat ragam macam mainan tempo anak anak dulu, diajak membatik, diajak mencicipi semua kuliner tradisional yang tersaji, hingga menonton gelaran wayang secara singkat termasuk menari Topeng Bapang secara bersama-sama.

“Ini kesempatan berharga bagi kami generasi millenial untuk merasakan suasana seperti ini. Terutama kesempatan untuk belajar membatik, menari, menikmati jajanan jadul, dan banyak lagi,” ungkap Mbakyu Sara Inka Putri. Harapannya, semoga festival seperti ini dapat dilangsungkan lebih sering lagi supaya teman-teman lain juga bisa menyaksikan, terlibat dan merasakannya.

Munurut Sara, Malang ternyata menyimpan banyak sekali seni budaya yang tidak banyak diketahui kebanyakan orang, “Tempat belajar macapat, Topeng Malangan, dan tari Ragil Kuning menggambarkan kesetiaan seorang wanita justru saya temukan di Kampung Budaya Polowijen ini, nampaknya perlu di ekplorasi dan dikuatkan publikasinya sehingga menjadi tempat wisata budaya yang sesungguhnya.  Kami siap promosikan Topeng Malang sebagai tarian khas wisata budaya di Kota Malang,” pungkas Sara.

Reporter : Reka Kajaksana

Editor : Endang Pergiwati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.