Tembus Pasar Internasional, Kerajinan Tas dari Tali Agel di Bangkalan Menarik Perhatian Gubernur Khofifah

BANGKALAN (Lenteratoday) – Kerajinan tas dari tali agel yang berasal dari daun kobel di Dusun Sambas, Desa Kelbung, Kecamatan Supulu, Kabupaten Bangkalan menarik perhatian Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Pawaransa, untuk berkunjung langsung ke lokasi UMKM tersebut, Kamis (4/11/2021). Bahkan Khofifah sempat memborong hasil karya itu.
Dalam kesepatan itu, Gubernur yang juga mantan Menteri Sosial ini mengatakan bahwa hasil kerajinan dari tali agel ini sudah berhasil menembus pasar internasional seperti Eropa dan Jepang. Namun demikian, melihat kualitas produk yang cukup bagus, maka masih perlu dilakukan perluasan pasar lagi.
Khofifah menceritakan mengenal produk kerajinan dari tari agel ini ketika masih menjadi Menteri Sosial. Waktu itu, Khofifah mendapatkan produk kerajinan berupa tas dari pengurus Pondok Kasih, Keputih, Surabaya. Pondok Kasih ini memberikan pelatihan fokasional bagi mereka yang dievakuasi dari Sambas.
“Di sini ada 375 warga yang evakuasi dari Sambas, kemudian diberi training ketrampilan membuat bermacam-macam tas dari bahan baku benang agel dari pohon yang ada di Kokop (Kecamatan Kokop),” cerita Khofifah.
Khofifah menandaskan bahwa koneksitas pelaku UMKM kerajinan tali agel yang menjadi factor utama dalam pemasaran. Saat ini mereka baru terkoneksi dengan Pondok Kasih. Untuk itu, perluasan pasar perlu dilakukan dengan penguasaan pasar digital.
“Saya rasa untuk mencapai ke tempat ini (Lokasi UMKM) juga tidak mudah. Untuk bisa mengakses internet di sini juga tidak mudah, tetapi bahwa karena koneksitas mereka terutama dengan Pondok Kasih, mereka bisa mengakses pasar dari mulai Jogja, Bali, Jakarta sampai ke Jepang. Bahkan katanya kalau Jepang dan Belanda pewarnaannya itu mereka kirim sendiri, kalau Jepang lebih suka yang beraroma daun jadi lebih natural,” kata Khofifah.
“Nah, saya berharap bahwa market akses ini bisa diluaskan. Kenapa saya kesini, karena memang end produknya mereka cukup bagus. Harganya menurut saya dengan tingkat kesulitan memilin benang dan dari daun-daunan yang diproses, jadi harga Rp 100 hingga Rp 150 kalau lebih besar lagi Rp 200, dari harga menurut saya bisa terserap oleh pasar dengan baik,” sambungnya.
Salah satu strategi penjualan yang bisa dibangun adalah dengan penjualan online. Gubernur Khofifah menandaskan bahwa dengan penjualan online tentunya membantu pemasaran. Tentunya hal ini juga dibutuhkan dukungan dari jaringan internet dan jangkauan BTS (Base transceiver Station).
Selain itu, Gubernur Khofifah juga mengusulkan supaya ada story telling pada produk produk tersebut. Khofifah menadaskan dengan adanya story telling maka akan meningkatkan harga, sebab akan mengetahui proses serta cerita dibalik pembuatan produk kerajinan yang cukup bagus ini.
Sementara itu, salah satu pengrajin tas dari tali agel, Hamidah, mengatakan bahwa permintaan yang paling banyak adalah dari Jepang. Dalam satu kirim yang biasanya dilakukan bulan Februari bisa mencapai 2.000 produk. Untuk memenuhi permintaan itu, dia mempekerjakan sebanyak 70 warga.
Selain dari Jepang, permintaan juga sempat datang dari Belanja, Swiss dan beberapa negara lainnya. “Tapi yang kontinyu itu ya dari Jepang. Untuk harga mulai dari Rp 100 sampai Rp 350 ribu,” pungkas Hamidah. (*)
Reporter : Lutfiyu Handi
Editor : Lutfiyu Handi