PALANGKA RAYA (Lenteratoday) - Sejauh ini sudah cukup banyak warga Kota Palangka Raya mendapat panggilan dari Humas Polda Kalteng. Mereka dipanggil untuk mengklarifikasi terkait 'hoax' atau berita bohong yang tersebar di media sosial (medsos).
Menanggapi masalah ini, Wakil Ketua I Komisi C DPRD Kota Palangka Raya, M. Hasan Busyairi, menghimbau masyarakat agar berhati - hati dalam menggunakan sarana medsos.
"Sudah sering terjadi Medsos pribadi digunakan untuk menyebarkan berita hoax, baik sengaja maupun karena kelalaian, namun akhirnya membawa masalah bagi si pengguna medsos," papar Hasan, Rabu (27/10/2021).
Selain itu Hasan berharap tidak ada lagi warga 'Kota Cantik' Palangka Raya yang tersandung kasus hukum akibat unggahan di medsos.
Ia pun mengingatkan akibat unggahan berita palsu, provokasi maupun ujaran kebencian lewat medsos, bisa membawa seseorang terjerat kasus hukum, karena melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang mengatur hal tersebut.
"Mari kita lebih bijak dalam menggunakan medsos, sebelum menyebarkan informasi, sebaiknya teliti dan konfirmasi terlebih dahulu agar jangan sampai menyebarkan berita bohong," ungkapnya.
Selebihnya Hasan meminta kepada para pengguna medsos, seperti Facebook, Instagram, dan lainnya, menggunakan medsos untuk membagikan hal - hal positif dan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat.
Ia menambahkan, saat ini terhadap oknum yang menyebarluaskan berita bohong di medsos tidak dilakukan penahanan, tetapi hanya dibina dan diedukasi agar tidak mengulanginya kembali kedepannya. Sebagai pengguna medsos, kita wajib menggunakan istilah 'Saring sebelum Sharing' yang maksudnya adalah kita harus memilah terlebih dahulu apa yang akan kita bagikan di medsos.
"Mari kita manfaatkan medsos untuk menyebarkan hal positif dan bermanfaat seperti keindahan pariwisata di daerah kita, mempromosikan dagangan pengusaha kecil, informasi lowongan pekerjaan dan masih banyak hal positif lainnya," pungkas Hasan.
Reporter : Novita Masniari
Editor : Endang Pergiwati
.jpg)
.jpg)
