Pesan Menkominfo Untuk Gimer Dalam Negeri: Buat Gim Berkonten Budaya Sendiri, Lalu Kuasai Pasar

JAKARTA (Lenteratoday) – Potensi industri gim (game) masih terbuka lebar. Bahkan pemerintah mengupayakan agar gim buatan dalam negeri bisa memiliki pasar yang cukup luas di negeri sendiri.
"Jangan sampai dibanjiri game asing, jangan sampai kita jadi pasar saja. Kita produksi juga (game) dalam negeri," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, saat ditemui di Jakarta, Selasa (19/10).
Menurut Johnny, pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, sedang mengupayakan tata kelola untuk industri game dalam negeri.
Berkaitan dengan konten game, dia mengharapkan permainan yang mengandung budaya dan sejarah Indonesia. Johnny melihat ada gim buatan negara lain, termasuk dari China, yang bertema budaya negara tersebut. Tema seperti itu juga bisa diterapkan pada game lokal.
"Mendorong inovasi dan kreativitas nasional kita supaya diisi orang Indonesia sendiri," kata Johnny.
Menkominfo Johnny mengaku sering mendapat aduan bahwa anak-anak terlalu sering bermain game online, beberapa pihak juga meminta game tertentu diblokir.
Berkaitan dengan blokir, pemerintah tidak bisa serta-merta memblokir game ketika mendapat aduan.
"Game online, selama ia legal, tidak melanggar aturan. Berbeda dengan pinjaman online (yang ilegal), hoaks dan pornografi," kata Johnny.
Dalam hal ini, Johnny menngharapkan partisipasi dari orang tua, guru sampai tokoh agama supaya bisa memberi pemahaman ke anak-anak untuk tidak terus-menerus bermain game.
Orang tua perlu menerapkan aturan ketika anaknya mengakses gim daring, seperti mengatur waktu belajar dan bermain. "Jangan sampai, waktu main gim mendominasi," kata Johnny.
Kominfo bersama Asosiasi Game Indonesia tahun ini merencanakan konferensi untuk pengembang game lokal, Indonesia Game Developer Exchange (IGDX).
Acara ini berisi pelatihan intensif untuk pengembang game, seminar, sampai pertemuan dengan pengembang asing dan calon investor.(*)
Repoter : Antaranews
Editor : Endang Pergiwati