Festival Batik Sukun Jadi Ancang-Ancang Kampung Terapi Hijau Dibuka Sebagai Destinasi Wisata

MALANG, (Lenteratoday) – Peringatan Hari Batik yang diawali dengan pengakuan UNESCO terhadap batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non Bendawi Indonesia pada 2 Oktober 2009, menjadi momentum perkembangan batik. Kini batik makin digemari oleh masyarakat Indonesia, utamanya kalangan muda.
Di Kota Malang, salah satunya di Kelurahan Sukun, terdapat sekelompok masyarakat yang giat memproduksi batik, tepatnya di Kampung Terapi Hijau RW 3 Kelurahan Sukun. Sebagai salah satu bentuk apresiasi Kampung Terapi Hijau (KTH) menggelar Virtual Event Festival Batik Sukun, pada Minggu (3/10/2021). Event yang diselenggarakan secara hybrid disiarkan langsung dari di studio dan live event di kampung Terapi Hijau dan ditayangkan secara live streaming, adalah strategi bagi KTH untuk mempromosikan kembali bahwa Kampung Terapi Hijau siap untuk dibuka kembali sebagai destinasi wisata.
Lurah Sukun, Andin Yunistianto mengapresiasi Kampung Terapi Hijau yang menggelar Festival Batik Sukun ke 2 secara hybrid. Satu sisi rekaman kegiatan kampung ditayangkan dan bersamaan itu pula event di kampung langsung diliput dan disiarkan secara langsung. “Ini terobosan promosi wisata bahwa Festival ini diharapkan mampu menarik minat masyarakat berkunjung kembali ke kampung ini”.
Hadir dalam acara Festival Batik Sukun, Penggiat Batik Sukun KTH dan owner Rumah Kreatif Sandya Nusantara Malang Nur Zanah, Ketua PKK RW3 Erna Rudiatiningsih, Ketua KIM Kelurahan Sukun Bayu Satrio, Koordinator PK BKM Petrus Apriliyanto Ketua Pokdarwis KTH serta pelaku industri kreatif herbal Wedang Rempah Malang, Dimas Yuono Septo Wibowo serta Perwakilan Disporapar Kota Malang, Qodir.
Keseruan Festival Batik Sukun tidak sekedar menunjukkan proses membatik saja yang dilakukan oleh ibu ibu dan anak remaja, melainkan ada bazar makanan tradisional serta olahan makanan minuman herbal yang terbuat dari tanaman di lingkungan Kampung Terapi Hijau.
Acara dipandu oleh Mouzza Zee Leadies Beakers yang sudah pernah keliling Indonesia dengan motornya itu mengajak ibu ibu menyanyi dan berjoget dengan lagu keroncong dengan riang. Acara dengan protocol kesehatan secara ketat yang tidak mengundang siapapun, kecuali warga pegiat KTH.
Dimas Yuwono Sapto Wibowo selaku Ketua KTH menyampaikan bahwa Festival batik Sukun sebenarnya tidak hanya sekedar memperkenalkan batik saja melainkan Kelurahan Sukun yang mempunyai ragam potensi dan pemanfaatan lingkungannya. “batik Sukun menjadi brand kelurahan Sukun karena disini masih banyak tanaman sukun yang di eksplorasi menjadi motif batik Sukun dan itu di kembangkan oleh KTH”.
Di tempat terpisah di ruang Studio Inspire Media TV yang menyiarkan secara langsung Festival Batik Sukun, hadir tokoh masyarakat Zainul Arifin ketua RW 3 Kelurahan Sukun yang mengulas sejarah perjalanan Kampung Terapi Hijau sebagai perintis pertama Kampung Tematik di Kota Malang yang dahulu di bina oleh Dinas Lingkungan Hidup. “KTH selalu menang dalam setiap perlombaan Kampung bersinar karena KTH merupakan kampung yang ramah dan menjadi tempat untuk edukasi lingkungan”. Tegas Zainul yang menyampaikan bahwa di RW 2 ada 2 Pokdarwis KTH dan Kuburan Londo.
Acara dipandu oleh Ki Demang Ketua Forkom Pokdarwis kampung Tematik yang menjadi bagian dari acara Sambang Kampung melalui virtual event dan mejadi rangkaian 27 event kampung Tematik Kota Malang.
Reporter : Reka Kajaksana
Editor : Endang Pergiwati