
KEDIRI (Lenteratoday) - Kota Kediri mulai Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas untuk sekolah tingkat TK-SMP, Senin (13/09/21). Sekali lagi, Walikota Abdullah Abu Bakar mengingatkan uji coba PTM Terbatas ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) ketat.
Sebanyak 20 sekolah mengikuti kegiatan tersebut. Uji coba ini dilakukan untuk memastikan kesiapan sekolah dan evaluasi PTM selama pandemi. “Kita harus hati-hati dalam uji coba PTM Terbatas ini, jangan sampai setelah diberi kelonggaran, kembali terjadi lonjakan kasus positif. Kami terus memantau dan evaluasi, jika ditemukan pelanggaran dan kejadian kasus positif di sekolah, bukan tidak mungkin kebijakan PTM Terbatas ini dicabut,” tandas Mas Abu.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Kediri, Siswanto menambahkan, sebanyak 20 sekolah yang dipilih melakukan uji coba PTM Terbatas adalah sekolah penggerak dan didukung sarana prasarana yang siap. Nantinya, ada evaluasi untuk menentukan penambahan sekolah lain yang bisa mengikuti uji coba PTM Terbatas.
“Ini kita akan evaluasi penyelenggaraan selama sepekan ke depan. Jika ternyata situasi memungkinkan, Dinas Pendidikan akan menambah sekolah yang dapat ikut PTM Terbatas secara bertahap,” ujar Siswanto.
Penyelenggaraan PTM Terbatas tiap sekolah tetap melibatkan kesediaan wali murid untuk mengizinkan anaknya melakukan pembelajaran di sekolah. Sekolah tersebut pun juga tetap melayani siswa belajar daring bagi orang tua yang belum bersedia anaknya belajar di sekolah.
SDN Burengan 2 menjadi salah satu sekolah yang mengikuti uji coba PTM Terbatas. Kepala SDN Burengan 2 Suwandi menjelaska,n ada beberapa hal yang diperhatikan, salah satunya pembagian sesi kelas.
“Kami mengategorikan kelas dengan sebutan kelas bawah dan atas. Untuk kelas bawah yaitu kelas 1,2 dan 3, masuk pada Senin dan Rabu, dan terjadwal 2 sesi. Lalu kelas 4,5 dan 6 yang masuk kelas atas, dijadwalkan PTM pada Selasa dan Kamis. Selain hari tersebut, semua murid tetap mengikuti sekolah daring,” ujar Suwandi.
Penjemputan siswa pun diatur agar tidak berkerumun di depan sekolah dengan cara para orang tua diimbau datang di sekolah menjelang jam pulang. Hal ini bertujuan agar orangtua tidak menunggu terlalu lama. Sehingga ketika murid sudah keluar kelas, orang tua juga bisa langsung menjemput dan segera pulang.
Selain itu, PTM Terbatas ini juga menjadi momen pertama kali siswa kelas 1 yang baru untuk masuk ke sekolah. Wali kelas 1A Elis Syarifatul menyampaikan cukup senang dengan adanya PTM ini. “Sejak awal memang guru-guru sudah ingin bertemu dengan muridnya, jadi cukup senang,” ujar Elis
“Untuk hari pertama ini, kami masih membangun komunikasi dengan murid, sehingga mereka bisa nyaman ketika di kelas. Nanti kalau sudah nyaman, pelajaran yang diberikan mudah dipahami,” tambah Elis.
Selama daring pun, Elis juga selalu membagikan video pembelajaran dan menampakkan wajah. Hal ini diharapkan siswa bisa mengenali gurunya dan cepat adaptasi ketika masuk sekolah.(gos)