
SURABAYA (Lenteratoday) - Laksamana Pertama dr Ahmad Samsulhadi, MARS, Penanggung Jawab Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya, memaparkan, saat ini pasien yang dirawat sebanyak 157 pasien. Sebelumnya, dalam satu hari pernah merawat 398 pasien bulan Juli.
Rinciannya, untuk pasien umum atau mandiri 8 orang, sedangkan sisanya 149 orang adalah Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang datang dari Hongkong, Brunei, Malaysia, Singapura, Taiwan dan lain sebagianya. Angka BOR sekarang mencapai 38,3 persen, dari kapasitas bed 410 yang terhuni sekarang 157 pasien.
"Pernah BOR tertinggi pada bulan Juni sebesar hampir 98 persen. Untuk tingkat kesembuhan sekarang sebesar 98,34 persen, yakni total pasien sembuh sebanyak 9631 penyintas. Saat ini sudah tidak ada pasien inden," ujarnya, Kamis (9/9/2021).
Meskipun demikian, RSLI sedang mencermati pasien PMI. Untuk penanganan pasien tersebut, pihaknya sangat antisipasif, terutama munculnya kemungkinan varian baru, juga beberapa pasien PMI yang sudah 10 hari dirawat, dengan nilai CT Valuenya masih dibawah 15.
“Ini fenomena baru dan masih kami tindak lanjuti. Karena fenomena yang aneh, saya sudah meminta untuk menindaklanjuti,” tutur dr Samsulhadi.
“Kita tidak boleh lengah. Covid ibarat siluman, kami ingat betul, akhir tahun melandai, awal tahun meledak, pada Januari sampai Februari. Kemudian melandai hingga Mei, namun kembali meledak pada Juni dan Juli. Juni kami sempat merawat 980 pasien dan Juli sebanyak 1082 pasien dan Agustus mulai turun pada angka 625 pasien," imbuhnya.
Masih kata dr Samsulhadi, di bulan Juni itu pula sempat mendapati inden pasien reguler sebanyak 233 orang dalam satu hari. Maka, masyarakat harus tetap menjalankan protokol kesehatan 6M dan semua pemangku kepentingan juga tetap menjalankan 3T hingga nantinya pandemi dinyatakan selesai oleh pemerintah.
Mengenai perkembangan varian baru Covid 19, dr. Fauqa Arinil Aulia, Sp.PK, Spesialis Patologi Klinis sekaligus Dokter Penanggung Jawab Pasien RSLI, memaparkan, yang perlu diwaspadai, yaitu varian MU yang termasuk Varian of Interest (VoI).
"Sekarang ini perkembangannya sudah melanda di 39 negara. Terhadap varian MU ini kita tidak perlu khawatir. Sebagai VoI sifatnya tidak berubah dari gejala klinis, perkembangan di penyakitnya, dan juga terapinya masih sama. Yang perlu kita waspadai adalah Varian of Concert (VoC), dan Varian of High Consequence (VoHC) yang sekarang memang belum ada," paparnya.
dr Fauqa mencontohkan, Varian Delta termasuk VoC, seperti diketahui kemarin sangat heboh, dampaknya luas, dan banyak yang terinfeksi Delta, memiliki nilai CT Valuenya rata-rata dibawah 25. Bahkan ada yang ekstrim dibawah 5.
"Sedangkan pada Varian MU masih termasuk VoI, karakteristiknya urutan dasar masih sama, tidak merubah sifat dasar virus. Jadi tidak perlu terlalu dirisaukan. RSLI menangani pasien secara holistik, dan terus memonitor apakah pasien dengan CT Value rendah masuk varian baru lagi atau tidak," ucapnya.
"Kami sudah tindaklanjuti dan mengirimkan 78 sampel untuk Whole Genome Sequencing (WGS) dengan tujuan untuk lebih detail mengetahui karakteristik virus. Dalam WGS genome virus diturunkan lagi, dan sampai saat ini kami masih menunggu hasil uji laboratoriumnya. Proses di EDC kampus C Unair. Hasil belum keluar, masih kita tunggu.
Fenomena yang ada di RSLI akhir-akhir ini memang kami menemukan CT Value extrim, dan masih pada angka yang sangat rendah," sambungnya.
Padahal teorinya, kata dr Fauqa, pada varian lain, progresnya baik, CT Value naik. Bahkan hari ke 13 sudah negatif. Sedangkan sekarang ini malah kebalikannya, minggu kedua seperti mulai kembali terserang, dengan indikasi nilai CT Value yang masih rendah, di bawah 25 bahkan dibawah 5.
"Apakah mengarah ke varian baru atau masih di varian Delta, tergantung hasil WGS nantinya. Kami tidak bisa berandai andai, semua masih menunggu konfirmasi dari WGS daris sampel yang kita kirimkan.” tegas dr. Fauqa.
Seperti diketahui, memasuki bulan ke-15 RSLI beroperasi, dengan kapasitas 410 bed,hingga kini telah menangani 10274 pasien, 9631 diantaranya berhasil disembuhkan, dengan tingkat kesembuhan sebesar 98,34 persen. RSLI setidaknya telah memberikan kontribusi kesembuhan nasional sebesar 0,27 persen, Jatim pada angka 2,59 persen serta Surabaya pada angka 16,32 persen.
Kontribusi signifikan ini tentunya buah dari dedikasi dan kerja keras para relawan kemanusian baik nakes maupun non nakes di RSLI yang tetap menerapkan konsep Be Happy dengan monitoring ketat dan penangan secara holistik. (Ard)