21 April 2025

Get In Touch

Warga Surabaya Mulai Marak Tanam Porang

Salah satu penjaga stand Kebun Vista Agromedia, Kecamatan Sambikerep, Kota Surabaya, sedang menunjukkan tanaman bibit porang, Selasa (24/8/2021).
Salah satu penjaga stand Kebun Vista Agromedia, Kecamatan Sambikerep, Kota Surabaya, sedang menunjukkan tanaman bibit porang, Selasa (24/8/2021).

SURABAYA (Lenteratoday) - Popularitas porang yang semula hanya dianggap sebagai tumbuhan liar sedang hangat diperbincangkan dan tengah naik daun. Bahkan, di Kota Surabaya, sudah banyak yang menanamnya. Karena keterbatasan lahan, maka penanaman dilakukan di polybag.

Owner Kebun Vista Agromedia Surabaya, Hasan, memaparkan, Tanaman Porang merupakan tanaman yang lebih cocok hidup di iklim tropis daerah tropis. Tanaman ini dijadikan bahan baku makanan produk ekspor yang diminati oleh China, Jepang, dan Korea.

"Disana dijadikan makanan Mie Shirataki. Selain bahan bakunya Porang, biasanya digunakan diet untuk pelangsing badan," ujarnya ketika ditemui di lokasi, Kecamatan Sambikerep, Kota Surabaya, Selasa (24/8/2021).

Menurutnya, di Indonesia sudah banyak dibudidayakan, khususnya di Pulau Jawa. Sejak menekuni usaha hampir 2 tahun, Hasan menjualnya dalam 2 macam. Yakni jenis Katak dan Umbi. Untuk jenis katak dijual Rp 300 ribu per kilogram. Jika sudah tumbuh harganya Rp 4000 per batang untuk bibitnya.

"Kelebihan Porang itu tahan berbagai kondisi tanah, pegunungan, pesisir, dataran rendah itu bisa ditanami porang. Yang kedua tahan kekeringan ditanam ketika musim kemarau. Jadi tidak langsung mati. Begitu ada hujan tumbuh lagi," paparnya.

"Maka wajar ditanam di hutan. Tanaman ini tahan terhadap cuaca. Porang kuat terhadap serangan hama ataupun kekurangan air," sambungnya.

Masalah harga, Hasan mengungkapkan, lumayan stabil dan masih berkisar Rp 10 ribu hingga Rp 14 ribu per kilo, harga umbi. Intinya, ada nilai ekonomis tinggi serta mempunyai prospek tinggi yang bisa dibutuhkan di berbagai daerah.

"Sementara sisi hilir mulai dibangun pemerintah. Presiden juga menekankan agar diolah dulu. Selama ini hanya bahan mentah, juga dijadikan sebagai bahan baku mie. Pak Jokowi meminta kalau diolah setengah jadi atau bahan jadi akan bernilai tambah," ucapnya.

Selama ini rata rata bisa dipanen memasuki dua tahun atau dua musim. Walaupun bisa dipanen satu musim, umumnya petani memilih memanen pada dua tahun supaya hasilnya lebih besar.

"Harapan petani adalah kesejahteraan. Petani butuh kepastian harga jual dan harga serapan pasarnya juga diperhatikan. Kalau perlu dibangunkan sebuah tempat untuk menerima dan mengolah hasil Produksi Porang," bebernya.

"Termasuk pangsa pasar ekspor meski sudah terbentuk, tinggal nilai tambahnya. Kalau kemudian petani kebingungan. Bisa dibuatkan semacam koperasi atau sebuah wadah untuk menampung hasil panen," pungkasnya. (Ard)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.