
SURABAYA (Lenteratoday) – Siapa yang tidak ingin memiliki mobil litrik, mobil yang memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan mobil berbahan bakar minyak. Namun, harga relative mahal menjadi kendala bagi masyarakat Indonesia untuk memiliki mobil ini.
Saat ini, harga mobil listrik terendah masih berada pada kisaran Rp 350 juta, hingga harga paling atas mencapai miliaran. Harga tersebut tentu tidak mampu dijangkau kebanyakan masyarakat Indonesia. Untuk itu, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier meminta agar harga mobil listrik harus berada di kisaran Rp 300 jutaan.
"Dunia ini sudah bergerak ke carbon emission environment dan tentu Indonesia sudah menyiapkan beragam regulasi agar ikut serta dalam upaya tersebut. Secara umum, kita sudah siap ke era kendaraan listrik bahkan lebih dari itu," katanya dalam webinar yang dihelat oleh IBIMA Indonesia, beberapa waktu lalu.
Dia menandaskan bahwa salah satu elemen yang ia soroti adalah kemampuan belanja atau konsumsi rata-rata masyarakat Indonesia terhadap barang tersier seperti mobil. Sebab, kehadiran kendaraan tersebut akan sia-sia jika harganya tidak terjangkau.
"Kendaraan listrik saat ini masih didominasi oleh incone-per kapita negara yang kaya seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang sudah di atas 50.000 dollar AS. Sementara Indonesia masih sekitar 4.000 dollar AS," kata dia.
Maka, untuk mengurangi harga jual mobil listrik, pemerintah dan instansi terkait harus berkerja sama lakukan kajian. Paling tidak, berada di level Rp 300 jutaan atau setara dengan mobil berjenis multi purpose vehicle (MPV) atau sport utility vehicle (SUV) menengah.
"Dengan keadaan Indonesia, maka paling tidak secara rata-rata mobil listrik harus Rp 300 jutaan," ucap Taufiek.
Taufiek menjelaskan bahwa pemerintah harus berfiki lebih dalam karena dalam shifting dari internal combustion engine (ICE) ke electric vehicle (EV) sekitar 60 persen. Dari jumlah tersebut baterai listrik memegang peranan penting..
Diketahui, saat ini terdapat beberapa perusahaan yang sedang mencoba untuk membuat dan mendaur ulang baterai untuk digunakan di kendaraan bermotor di dalam negeri. Kabar yang terbaru ialah konsorsium asal Korea Selatan LG dengan PT Industri Baterai Indonesia. (ist)