Perkenalkan Bahasa Isyarat, ATI Sosialisasikan Kesadaran Disabilitas Kepada Masyarakat

MALANG.KAB, (Lenteratoday) - Salah satu anggota Aliansi Tuli untuk Inklusi (ATI) Widi Sugiarti memperkenalkan bahasa isyarat Indonesia (BISINDO) kepada anak-anak di Gunung Wedon. Anak-anak Desa Turirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, itu dapat belajar dan bermain bersama ATI, tanpa canggung.
Juru Bicara ATI, Kertaning Tyas mengatakan bahwa kegiatan sosialisasi Bisindo merupakan salah satu kegiatan aliansi lintas organisasi difabel, untuk mengkampanyekan kesadaran disabilitas secara berkelanjutan.
“Tahap pertama agar masyarakat mengenal apa itu bahasa isyarat Indonesia atau Bisindo, kemudian tahap berikutnya menyisipkan materi kesadaran disabilitas,” jelas Kertaning Tyas, didampingi Ketua ATI, Khoirul Rizqy.
Sasarannya, siapa saja warga negara Indonesia tanpa terkecuali. Tak ada kendala untuk mengajari anak-anak Bisindo, sebab selama empat kali pendakian Lingkar Sosial di gunung tersebut, belakangan ini mereka selalu ikut.
"Khususnya hari Sabtu ini, mereka malah sudah terlebih dahulu ada di puncak menunggu kedatangan kami. Rupanya mereka sudah hafal jadwal kami setiap Sabtu kegiatan di bukit berketinggian 660 mdpl tersebut," ujar laki-laki yang akrab disapa Ken itu.
Koordinator ATI, Khoirul Rizki mengatakan, pengenalan Bisindo pada masyarakat luas wajib dilakukan, bahkan pada anak-anak sekalipun. Ini bertujuan untuk mencapai cita-cita Indonesia yang inklusi, dan ramah untuk para difable.
“Anak-anak senang, kami juga senang, beberapa kawan Tuli mengungkapkan bahwa pendakian gunung ini merupakan pengalaman pertama, bahkan hal baru juga kami melakukan sosialisasi di puncak gunung” kata Khoirul Rizki.
Efek dari kegiatan ini sangat penting, secara psikologis membuat kawan-kawan Tuli terbebas dari eksklusivitas sosial dan self stigma sebab merasa diterima oleh masyarakat, terang Rizki yang juga Ketua Shining Tuli Kota Batu.
Selaras disampaikan Ketua Gerakan Kesejahteraan untuk Tunarungu (Gerkatin) Malang, Sumiati, pentingnya sosialisasi bahasa isyarat, membuatnya tak segan merangkul komunitas lain untuk bekerjasama.
“Sejak lama kami bekerjasama dengan LINKSOS untuk sosialisasi Bisindo, tepatnya pada tahun 2017 kami mengadakan kegiatan pengenalan bahasa isyarat kepada anak-anak punk di Kota Lawang,” jelas Sumiati.
Selain itu, hampir di setiap kegiatan bersama Lingkar Sosial, di akhir even baik acara dalam ruangan atau puncak gunung sekalipun, ada sesi games bahasa isyarat, imbuh Sekjen ATI tersebut.
ATI merupakan aliansi organisasi difabel yang menaruh perhatian pada kompleksitas persoalan sosial tuli di masyarakat yang disebabkan oleh minimnya pengetahuan masyarakat tentang bahasa isyarat dan etika berinteraksi dengan penyandang disabilitas secara umum.
ATI didirikan oleh tiga organisasi pegiat difabel, yaitu Gerkatin Malang, Shining Tuli Kota Batu, serta LINKSOS, pada Kamis, 29 Juni 2021, melalui rapat di Omah Difabel. Untuk pertama kalinya ditunjuk menjadi pengurus adalah Khoirul Rizqy (Koordinator), Sumiati (Sekjen), serta Kertaning Tyas (Juru Bicara).(ree)