
SURABAYA (Lenteratoday) - Rumah sehat yang dirancang oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sempat mendapat penolakan dari warga. Hal ini sangat disayangkan oleh Anggota Komisi D DPRD Surabaya, Dyah Katarina.
Padahal menurut Dyah tujuan Pemkot Surabaya mengalih fungsikan sekolah menjadi rumah sehat sangat tepat untuk menghindari Covid-19 di lingkungan setempat.
“Sebenarnya tidak perlu takut, karena ini juga untuk menyelamatkan warga Surabaya. Jika ada salah satu yang positif dan rumahnya tidak representatif untuk melakukan isoman, mending mengizinkan ada lokasi pemerintah untuk dialihkan fungsinya sebagai rumah sehat,” ujarnya saat melakukan sidak, di SDN 3 Wonokromo Surabaya, Kamis (29/7/2021).

Melihat kondisi SDN 3 Wonokromo, Dyah menilai lokasinya cukup representatif untuk dijadikan rumah sehat. Terdapat halaman, sehingga bisa digunakan untuk tempat berjemur.
“Cuma warga mungkin belum teredukasi dengan baik. Sementara pihak sekolah sudah siap. Ruangannya sudah dikosongi barang-barang juga disisihkan. Ternyata warga rapat ada telepon pihak sekolah bahwa tidak jadi,” ujarnya.
“Akhirnya dipindahkan ke SMPN 32. Memang ini hak warga juga. Ketika kelurahan mencari lokasi juga jangan sampai menimbulkan gejolak. Namanya warga juga macam- macam ada yang mungkin jadi provokator. Teriak-teriak akhirnya mempengaruhi yang lain daripada rame maka kelurahan mencari lokasi yang lain,” tambahnya.
Selain melakukan sidak di SD yang mendapat penolakan, Dyah juga melakukan sidak di SD yang sudah siap digunakan isoman bagi warga positif Covid-19 gejala ringan. Diantaranya SDN Kebonsari 1 dan SDN Gayungan 1.
“Kalau yang di SDN kebonsari 1 dan SDN Gayunga 1 sekolahnya luas meski di gang. Pertimbangannya juga mereka support, bisa disimpulkan apabila selama ini aparat kampungnya memang bergerak aktif. Karena sebelumnya ketika ada warga yang isolasi, mereka bergotong royong membantu,” katanya.
Dyah menegaskan, rumah sehat hanya sebagai cadangan atau transit. Karena jika memang Asrama haji kosong akan langsung dipindahkan.
“Bisa dijelaskan ini seperti rumah. Hanya saja kalau yang terpapar Covid bisa menulari anggota keluarga yang lain.Kalau ditaruh di sini kan aman,” jelasnya.
Untuk di SDN Gayungan 1 sendiri, terdapat satu kendala yakni, kamar mandi terpusat pada dua titik. Jadi kamar mandi yang sehat dengan yang terpapar Covid-19 tidak pisahkan.
“Kemarin sudah saya arahkan untuk menyisahkan satu kamar mandi dikhusukan petugas yang sehat ditugaskan sebagai pengawas,” pungkasnya. (ard)