
MALANG, (Lenteratoday) - ZA (18) tahun, penyandang disabilitas mental ini hanya hidup dengan kedua adik kecilnya yang masih berusia belasan tahun. Kondisinya miris, ditinggalkan ibu dan ayah akibat covid19.
Baru 2 minggu yang lalu, Ibu ZA meninggal akibat covid19, sedangkan ayahnya kini sedang dalam kondisi kritis di salah satu RS di Kota Malang. Ia hanya hidup dengan adik-adiknya sebatang kara, tak ada wali atau saudara yang mendampingi.
Kebutuhan makan saja masih dibantu tetangga secara bergantian. Tak hanya itu, kondisinya yang begitu memprihatinkan ini juga luput dari perhatian dinas terkait dan Pemerintah Daerah.
"Belum ada bantuan sama sekali dari Dinas Sosial, kami patungan untuk kasih makan anak-anak ini, lalu nanti siapa yang bisa masakin, terus kami antar," kata Pudjo Leksono, Ketua RT 05, RW III, Perumahan Puskopad, Buring, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.
"Kami sendiri belum berani bilang ke anak-anaknya kalau ibu mereka sudah meninggal, kami takut terjadi sesuatu dan tidak ada yang mengawasi," ujar Pudjo.
"Kami hanya bisa memantau sebisanya, karena masing-masing dari kami juga punya kesibukan, jadi ya anak-anak itu bertahan dari hasil patungan warga," lanjutnya menjelaskan.
Di lain kesempatan, Penny Indriyani, Kepala Dinas Sosial Kota Malang saat dikonfirmasi perihal ini, kami tak mendapat satu jawaban. Hingga berita ini ditulis ketika anak korban covid19 itu masih berpangku tangan pada welas asih warga sekitar untuk menyambung hidup. (ree)