23 April 2025

Get In Touch

Sisi Lain: Obat Terapi Covid-19 Seharga Rp5.000

Obat cacing ivermectine (indofarma)
Obat cacing ivermectine (indofarma)

JAKARTA (Lenteratoday) -PT Indofarma Tbk (INAF) secara resmi memproduksi obat Ivermectin yang akan digunakan untuk terapi pasien terpapar Covid-19.

Obat Ivermectin ini diresmikan langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Senin (21/06/2021).

Ivermectin ini telah mendapatkan surat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Anda penasaran dengan manfaat obat ini?

Berikut 5 fakta mengenai Ivermectin. Obat cacing yang digunakan untuk terapi Covid-19 dengan harga jual hanya Rp5.000 saja!

1. Bukan Obat Covid-19
Menteri BUMN, Erick Thohir menegaskan ivermectin merupakan “obat terapi” penyembuhan pasien virus Corona, bukan obat untuk menyembuhkan Covid-19.

2. Diproduksi Indofarma
Obat Ivermectin diproduksi oleh PT Indofarma Tbk. (INAF). Obat ini akan jual dalam rentang Rp5.000-Rp7.000 per tablet. Saat ini, Ivermectin tengah berada dalam fase uji stabilitas di laboratorium.

3. Obat Cacing
Ivermectin kaplet 12 mg terdaftar di Indonesia untuk indikasi infeksi kecacingan atau Strongyloidiasis dan Onchocerciasis. Obat ini diberikan dalam dosis tunggal 150-200 mcg/kg Berat Badan dengan pemakaian satu tahun sekali.

4. Masuk Golongan Obat Keras
BPOM menyatakan bahwa Ivermectin merupakan obat keras. Dengan demikian, pembeliannya harus dengan resep dokter dan penggunaannya di bawah pengawasan dokter.

5. Efek Samping
Jika mengonsumsi Ivermectin tanpa indikasi medis dan tanpa resep dokter dalam jangka waktu panjang dapat mengakibatkan efek samping.

Pasien bisa mengalami gejala seperti nyeri otot/sendi, ruam kulit, demam, pusing, sembelit, diare, mengantuk, dan Sindrom Stevens-Johnson.

Obat lain sedang diproses

Kementerian BUMN melalui Indofarma juga tengah mengurus perizinan untuk dapat memproduksi beberapa obat-obatan yang digunakan dalam terapi penyembuhan pasien Covid-19.

Beragam obat yang tengah diproses perizinan produksinya adalah Oseltamaivir, Fapiviravir, dan Remdesivir.

Erick mengatakan, hal tersebut dilakukan untuk menjaga kebutuhan obat untuk terapi pasien virus corona.

“Kami sedang urus prosesnya untuk bisa produksi 3 obat ini sendiri. September nanti kami akan mendapatkan lisensi,” katanya.

Adapun, terkait ketersediaan 3 jenis obat tersebut, Erick mengatakan persediaan obat Oseltamaivir dan Fapiviravir masih mencukupi. Sementara itu, persediaan obat Remdesivir saat ini masih terbatas.

Kendati demikian, ia mengatakan pihaknya telah melakukan pengadaan stok baru dalam waktu dekat. Hal ini akan memastikan persediaan obat Remdesivir mencukupi dalam beberapa waktu mendatang (Ist).

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.