
MALANG (Lenteratoday) - Ojo Percoyo Rentenir (OJIR) adalah program yang kian menggaung belakangan, sejak terjadinya kasus Guru TK yang terlilit pinjaman online (pinjol) hingga puluhan juta rupiah. Kasus yang menyita atensi nasional ini sempat menghebohkan Kota Malang. Pasalnya, korban pinjol hingga mengalami ancaman, dan dikeluarkan dari pekerjaannya.
Melihat kondisi ini, Pemerintah Kota selenggarakan kampanye Smart Ojir. Ojir dalam bahasa Malangan berarti uang. Dari kampanye ini, diharapkan agar masyarakat lebih berhati-hati dengan pinjol yang beredar di dunia maya. Walikota Malang, Drs. Sutiaji menjelaskan, bahwa melalui program ini ia ingin Kota Malang bebas rentenir.
“Kami ingin Kota Malang ini bebas dari rentenir, agar masyarakat kita tak lagi terjebak dalam lingkaran hutang dengan suku bunga tinggi seperti pinjol tak bersertifikat seperti yang banyak beredar di dunia maya,” jelas Sutiaji seusai memberi sambutan pada acara kunjungan kerja Walikota Samarinda, Kamis (17/6/2021).
Gandeng Badan Zakat dan Amal Nasional (Baznas) Pemerintah Kota tekankan program sedekah sehari seribu rupiah. “Setiap KK di Kota Malang menyisihkan minimal 1000 rupiah tiap harinya, untuk bersedekah di Baznas, kalau PNS sudah saya target sehari 1000 rupiah, dan ini cukup efektif,” lanjutnya menjelaskan. Pada tahun lalu, program ini berhasil menghimpun dana hingga 175 miliar rupiah.
Selain itu, pemerintah kota melalui Baznas juga memberikan bantuan permodalan pada UMKM. Ini dilakukan agar UMKM tidak terjebak dengan giuran investasi bodong atau pinjol. Pinjaman modal tanpa bunga dan margin hingga 6% juga diberikan, agar UMKM bisa terus menjalankan bisnisnya di tengah pandemi.
“Akumulasi ini (permodalan) untuk UMKM, misal mereka punya hutang berapa, katakan 5 juta, butuh modal berapa? 5 juta, maka akan kami kasih itu 10 juta rupiah untuk mereka. Administrasi tidak dikenakan. Bunga juga tidak ada,” tutup Sutiaji. (ree)