
SURABAYA (Lenteratoday) – Perdaran narkoba di kawasan Jatim termasuk di Pulau Madura membuat berbagai kalangan prihatin. Wakil Ketua DPRD Jatim, Achmad Iskandar pun angkat bicara dan meminta supaya dilakukan penertiban pada pelabuhan–pelabuhan tikus dan pengawasan secara ketat pada kawasan perbatasan yang disinyalir menjadi pintu masuk peredaran narkoba.
Iskandar menilai bahwa pelabuhan – pelabuhan tikus yang ada di Madura berpotensi untuk menjadi jalur distribusi narkoba karena tidak terawasi secara ketat.
Politisi Partai Demokrat mengatakan kawasan Maduran harus mendapat pengawasan cukup ketat. Terlebih lagi saat ini dia mensinyalir bahwa peredaran narkoba sudah menembus benteng pesantren. Disatu sisi, Madura sendiri masih dikenal sebagai daerah yang cukup religious.
“Penjagaan di kawasan Madura supaya diperketat supaya peredaran narkoba di Madura bisa diminimalisir,” tandasnya, Minggu (23/5/2021).
Dia menuturkan bahwa di masa pandemi seperti saat ini, peredaran narkoba malah susah dibendung. Pasalnya banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian, sehingga kondisi ekonomi mereka semakin merosot. Akibatnya mereka sangat mudah tergiur dan terjerumus dalam pusaran peredaran narkoba.
Politisi asal Sumenep ini menjelaskan, dengan iming iming upah dan bagian yang cukup menggiurkan, maka masyarakat bisa dengan mudah tergiur menjadi pengedar. “PHK, ada pengagguran dan pandemi dan mereka bisa melakukan (menjadi kurir atau pengedar) karena gaji dan upah sangat menggiurkan,” tambahnya.
Disatu sisi, dia juga memberikan dukungan pada Badan Nasional Narkotina Provinsi (BNNP) Jatim atas program Desa Bersinar. Dia menilai program tersebut akan memberikan dampak cukup bagus untuk menekan peredaran narkoba, selain itu juga akan menghidupi perekonomian setempat.
“Bagaimana kepala BNNP itu menjadikan Desa Bersinar dan kita akan mendukung penuh. Saya mendukung ini suatu kegiatan yang luar biasa. Kita dukung penuh gerakan mereka baik secara politis dan (dana) hibah,” tegasnya. (ufi)