
BLITAR (Lenteratoday) - Dampak gempa bumi berkekuatan 6,2 amplitudo dengan pusat gempa 57 km tenggara Kabupaten Blitar, Jumat(21/5/2021) jam 19.09 Wib lalu mengakibatkan kerusakan 220 bangunan pada 18 kecamatan di Kabupaten Blitar.
Berdasarkan update data terakhir kerusakan bangunan oleh BPBD Kabupaten Blitar sampai 22 Mei 2021, total bangunan yang mengalami rusak ringan, sedang dan berat ada 220. "Terdiri dari bangunan rumah, fasilitas umum dan perkantoran," ujar Kepala BPBD Kabupaten Blitar, M Cholik, Minggu(23/5/2021).
Lebih lanjut Cholik menjelaskan dari total 220 bangunan tersebut, tersebar pada 18 kecamatan. Paling banyak kerusakan bangunan rumah warga, sisanya fasilitas umum. "Seperti sekolahan, tempat ibadah, RTH dan puskesmas, kemudian juga ada kantor desa dan Mapolsek," jelasnya.
Dari 18 kecamatan, Diungkapkan Cholik kerusakan paling banyak terjadi di Kecamatan Wates, ada 36 bangunan yang mengalami kerusakan. Terdiri dari 16 sekolah, 6 rusak sedang dan 10 rusak ringan. "Kemudian Puskesmas Wates rusak sedang, tembok retak dan plafon ambrol. Lalu Mapolsek Wates rusak ringan hanya plafon tertimpa genting. Serta 1 tempat ibadah plafon rontok dan kaca pecah, sisanya rumah warga mengalami rusak ringan," ungkapnya.
Sedangkan kerusakan bangunan berat terjadi di Desa Jabung, Kecamatan Talun, rumah milik Jazuli roboh rata dengan tanah. Untuk sementara, pemilik rumah tinggal bersama saudaranya. "Serta ada 1 orang luka dibagian dahi, karena tertimpa genting teras ketika akan keluar rumah dan sudah mendapat perawatan medis," terang Cholik.
Dampak gempa bumi dengan pusat di kedalaman 10 km dan tidak berpotensi tsunami ini, merata di seluruh pesisir selatan Kabupaten Blitar. Mulai dari paling timur Kecamatan Selorejo sampai paling barat Kecamatan Kademangan, terjadi kerusakan bangunan mulai ringan sampai berat.
Berdasarkan keterangan pihak Polsek Wonotirto, juga ada korban luka dalam bencana gempa ini yaitu Ny Karti warga Dusun Kalikuning, Desa Gununggede, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar. Korban mengalami luka dibagian dahi, hingga dilarikan ke salah satu klinik dan mendapat jahitan.
Sementara itu TNI - Polri sehari pasca kejadian gempa langsung menerjunkan personel untuk membantu warga membersih puing kerusakan bangunan dampak gempa. Kapolres Blitar Kota, AKBP Yudhi Heri Setiawan mengatakan pihaknya bersama jajaran Polsek Srengat, Wonodadi dan Udanawu. "Melakukan pengecekan lokasi terdampak gempa, serta membantu warga membersihkan puing-puing bangunan rumah warga yang rusak," kata AKBP Yudhi.
Sekaligus bersama anggota Polwan, memberikan bantuan penyembuhan trauma (Trauma Healing) pada warga yang terkena dampak gempa. "Serta sedikit bantuan sosial, untuk membantu meringankan beban para korban gempa," paparnya.
Demikian juga jajaran Polres Blitar, yang terbanyak wilayahnya terdampam gempa selain melakukan pengecekan lokasi juga pendataan di masing-masing polsek jajaran. 'TNI-Polri bersama pemerintah melakukan pendataan kerusakan dan kerugian, yang dialami masyarakat agar segera tertangani," tutur tutur Kapolres Blitar, AKBP Leonard M Sinambela.
Selain itu ditambahkan AKBP Leonard pihak juga sudah memerintahman polsek jajaran, untuk terjun membantu masyarakat terkena dampak dari bencana gempa. "Baik memberikan bantuan tenaga yaitu membersihkan dan memperbaiki rumah warga yang rusak ringan, memberikan bantuan sosial untuk meringankan beban korban terdampam gempa," pungkasnya.(ais)