
MADIUN (Lenteratoday) - Hujan selama 8 jam di Kabupaten Madiun menyebabkan salah satu desa mengalami banjir hingga ketinggian 130 cm. Banjir tersebut merendam puluhan rumah di Desa Purworejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun, Muhamad Zahrowi membenarkan bahwa banjir terparah berada di desa tersebut. Hal itu dikarenakan sungai yang tidak mampu menampung air hujan.
"Hujan dengan intensitas tinggi selama 8 jam, jadi air meluap. Ada sekitar 70 keluarga yang mengungsi," jelas Zahrowi, Kamis (15/04/2021).
Banjir dengan ketinggian hampir sama juga dialami Desa Klumutan, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun. Desa tersebut mengalami banjir dengan ketinggian 100 cm akibat sungai Mringgit yang tidak mampu menampung debit air.
Saat kejadian, seluruh warga mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Karena dikhawatirkan ketinggian air semakin bertambah.

"Saat ini air tersebut sudah surut. Namun beberapa warga masih mengungsi ke tempat yang lebih aman. Dikhawatirkan hujan dan terjadi banjir kembali," imbuhnya.
Zahrowi mengatakan bahwa banjir dengan ketinggian terendah dialami Desa Sidorejo, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun. Karena ketinggian air hanya mencapai 30 cm.
"Air meluap dari bertemunya Sungai Kelok dan Sungai Ganda. Saat ini sudah surut total," kata Zahrowi.
Untuk diketahui, 24 desa Kabupaten Madiun yang terdampak banjir yakni di Kecamatan Pilangkenceng ada di Desa Kedungrejo, Purworejo, Sumbergandu, Krebet, Kedungbanteng, Kedungmaron, dan Muneng. Sedangkan di Kecamatan Dagangan ada di Desa Sewulan dan Desa Segulung.
Kecamatan Balerejo ada di Desa Garon, Glonggong, Babadan Lor, Gading, dan Balerejo. Kecamatan Saradan ada di Desa Sugihwaras, Klumutan, Sidorejo, Sukorejo, Bajulan, dan Bener. Kecamatan Wonoasri ada di Desa Buduran. Di Kecamatan Mejayan ada di Desa Kaligunting dan Ngampel. Di Kecamatan Wungu hanya di Desa Tempursari. (Ger)