
Jakarta- Dominasi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di dunia perpolitikan Indonesia saat ini tak lepas dari proses panjang, penuh perjuangan. Tak hanya menjadi keberhasilan partai, tapi merupakan kemenangan rakyat.
Hal tersebut diungkapkan Anggota DPRD Jawa Timur, Armuji terkait ulang tahun ke-47 PDIP Perjuangan.”PDIP merupakan partai yang sudah matang. Kami sudah mengalami pancaroba dunia politik. Saat orde baru pemerintah sempat tidak mengakui Bu Mega (Megawati Soekarno Putri,RED) sebagai ketua umum. Tapi dukungan rakyat membuktikan kesolidan partai ini sebagai partai pelopor dengan memegang erat ideology Pancasila,” ujarnya disela-sela acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I PDI Perjuangan di Jakarta International Expo, Sabtu (11/1).
Ajaran-ajaran Bung Karno pun, terutama terkait kerakyatan, menurut Armuji, menjadi panduan partai dalam berkarya. Untuk itu tak salah bila PDIP mengatakan kemenangannya selama dua kali berturut-turut dalam Pemilu menjadi wujud kemenangan rakyat.
“Potensi dan keberhasilan kader-kader di tingkat eksekutif dan legislative menjadi bukti PDIP memiliki kualitas,” katanya. Diakuinya, PDIP belajar dari masa lalu saat memenangi Pemilu pertama kali yaitu 1999. Kala itu menurutnya masih ada arogansi dalam diri kader-kader partai yang berkuasa. “Sehingga PDIP dihukum rakyat dengan kalah di Pemilu berikutnya. Dari kekalahan itu kami intropeksi, untuk tetap mengedepankan tugas kerakyatan,” katanya.
Dari berbagai pelajaran selama proses berpolitik, akhirnya kader-kader PDIP terus mengasah potensi dan kualitasnya. Terbukti sedikit demi sedikit, dengan langkah pasti, kader-kader PDIP kembali mendapat kepercayaan masyarakat karena mampu bekerja dengan baik. “Kalau ada aturan atau hal-hal yang tidak pro-rakyat, kami harus berani menolaknya,” katanya.(*)