22 April 2025

Get In Touch

Saat Sungai Menjadi Rezeki di Kampung Karamba Lumajang

Kampung Karamba, Lumajang
Kampung Karamba, Lumajang

LUMAJANG (LENTERATODAY) – Sungai seringkali menjadi ancaman warga sekitarnya. Di Jakarta misalnya, saat musim hujan karena luapannya banjir menggenangi permukiman hingga 1 meter lebih.

Di daerah lain, banyak sungai bak dijadikan 'tempat sampah' oleh warga. Walhasil selain bau, saat hujan banjir juga tak terelakkan.

Beda cerita di Kampung Karamba di Kelurahan Ditotrunan, Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang. Sungai menjadi sahabat dan digunakan untuk pemberdayaan ikan. Tak hanya menjaga lingkungan, tapi juga bisa meningkatkan perekonomian sekaligus gizi keluarga masyarakat sekitar.

Hal inilah yang membuat puluhan kader lingkungan dari kota Surabaya yang terdiri dari  relawan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan, Kader Pemberdayaan Masyarakat serta Petugas Sosial Masyarakat untuk studi banding ke Kampung Karamba, Lumajang, Minggu (07/03/2021).

Mereka berangkat difasilitasi oleh BDH Peduli, sebuah gerakan peduli lingkungan, pendidikan dan kemasyarakatan yang diinisiasi oleh Anggota DPR RI, Bambang DH.

Kampung Karamba sendiri tidak berbeda dengan yang ada di Jambangan Surabaya. Warga menyulap depan rumah mereka yang menghadap sungai menjadi area yang asri. Sehingga masyarakat tidak lagi menjadikan sungai menjadi tempat sampah tetapi menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Yang berbeda di kampung Karamba, masyarakatnya memanfaatkan aliran sungai tersebut untuk budidaya ikan. “Kita mendengar budidaya ikannya lebih variatif, kalau di Surabaya jenis ikannya lele, untuk di Kampung Karamba lebih variatif," ujar Ketua Rombongan yang juga Tenaga Ahli Anggota DPR RI, Bambang DH, Wihartuti .

Menurut Wihartuti, studi banding ini ingin mengetahui secara langsung bagaimana pengelolaan budidaya ikan sekaligus pemanfaatannya. Selain itu juga mengetahui pengelolaan lingkungan dan budidaya mogot dari sampah basah.

Berangkat dari Surabaya sekitar pukul 06.00 WIB, rombongan sudah sampai di lokasi sekitar pukul 10.00 WIB.

Kampung Karamba sendiri sudah mulai di tata sejak Tahun 2009, dengan aliran sungai yang cukup deras. Bibir sungai dibeton sehingga terlihat rapi dan bersih. Sungai dengan lebar 4 hingga 5 meter ini memiliki jalan inspeksi sekitar 2 meter di tiap sisinya.

Di setiap sisi, masyarakat memanfaatkan dengan membuat karamba dari beton. “Ada 12 karamba yang setiap karambanya ada sekitar 200 ekor ikan," ujar Nia salah satu peserta. Jenis ikannya sendiri bervariasi karena aliran sungai yang cukup deras. “Ada Mujahir, Bawal, Nila, Koi, Gurami dan Lele," tambahnya.

Sebelum menggunakan karamba beton, awalnya karamba menggunakan bambu, tapi cepat rusak sehingga sekarang menggunakan beton.

Surabaya sendiri sudah melakukan budidaya ikan di beberapa tempat, baik dengan cara memanfaatkan lahan kosong maupun selokan. Ikan lele lebih tahan terhadap karakter air yang ada di Surabaya.

“Apa yang kita lihat di sini memang tidak bisa diterapkan di seluruh wilayah di kota Surabaya, karena perbedaan karakter sungainya,"kata Wihartuti.

Menurutnya yang memungkinkan di sekitar Jambangan karena memiliki sungai besar. “Tapi tetap dibutuhkan infrastruktur dan treatmen khusus untuk airnya," tutup Wihartuti.(tar)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.