19 April 2025

Get In Touch

Perjuangan Peternak Blitar Stabilkan Harga Telur Dikabulkan Pusat

Telur hasil peternak di Kab Blitar yang sempat anlok harganya akibat pandemi Covid-19
Telur hasil peternak di Kab Blitar yang sempat anlok harganya akibat pandemi Covid-19

BLITAR (Lenteratoday) - Upaya peternak ayam petelur di Kabupaten Blitar untuk bangkit dan menstabilkan harga telur, yang sempat anjlok hingga menyentuh angka Rp 15.000 per kg pada awal tahun membuahkan hasil.

Setelah pemerintah pusat membeli telur dari Kabupaten Blitar, untuk program bantuan sosial (bansos) berupa sembako.

Disampaikan Ketua Koperasi Peternak Ayam Petelur Putera Blitar, Sukarman bahwa kondisi peternak di Kabupaten Blitar sempat terpuruk, dampak pandemi Covid-19 stok telur melimpah tidak bisa terserap. "Akibatnya harga telur anjlok, karena adanya penerapan PSBB dan PPKM di Jawa dan Bali," ujar Sukarman, Jumat (19/2/2021).

Dijelaskan Sukarman jika sebelumnya pada Januari 2021 lalu, pihaknya telah berkirim surat kepada Kementerian Sosial, meminta solusi mengenai kondisi peternak ayam petelur di Kabupaten Blitar. "Yang semakin terpuruk akibat dampak pandemi Covid-19, harga telur terus merosot ditambah kebijakan bansos sembako Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) menjadi Bantuan Langsung Tunai (BLT)," jelasnya.

Oleh karena itu ditandaskan Sukarman pihaknya minta Mensos melalui Koperasi Putera Blitar melakukan pengadaan telur, untuk pemberian bansos paket sembako. "Dengan menyerap hasil telur dari Blitar bisa menjadi solusi mengatasi harga telur yang terus merosot dan bisa menstabilkan harga di pasaran," tandasnya.

Ternyata perjuangan para peternak ini diperhatikan dan mendapat respon positif oleh pemerintah pusat, dengan adanya kebijakan yang bisa mendorong memulihkan perkonomian daerah dan membangkitkan ternak ayam petelur di Kabupaten Blitat. "Kami berikan dua jempol kepada pemerintah pusat, karena saat harga telur ayam anjlok bisa membantu menstabilkan harga dengan cara membeli telur dari Blitar untuk bantuan sembako di beberapa daerah yang ada Indonesia," ungkap Sukarman.

Sementara itu, Ketua Asosiasi PPRN Jawa Timur, Rofi Yasifun menuturkan bahwa dengan adanya kebijakan tersebut, secara tidak langsung telah menggerakan kembali roda perekonomian masyarakat yang sebelumnya tersendat di tengah pandemi Covid-19. "Kami berharap, program penyedian bahan sembako untuk bansos, diambilkan dari produk masyarakat dapat dijalankan oleh pemerintah provinsi dan pemerintah daerah. Supaya para pelaku usaha, terutama di sektor peternakan tidak lagi kesulitan dalam hal penjualannya," tuturnya.

Terakhir Sukarman dan Rofi menambahkan sangat berterima kasih pada pemerintah, baik itu Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Sosial, Kementerian BUMN, PT. RNI dan pihak terkait yang sudah memberikan solusi terbaik dengan adanya kondisi ini imbuhnya.(ais)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.