
KEDIRI (Lenteratoday) - Petani Kunyit atau lazim disebut Kunir di Kabupaten Kediri cukup cerdas agar tetap bertahan di saat pandemi Covid-19 seperti saat ini. Di tengah banyak perusahaan dan petani gulung tikar karena usaha atau hasil panen tanaman mereka jual dengan harga murah karena daya beli yang menurun.
Sebuah home industry di Dusun Kradenan, Desa Manyaran, Kecamatan Banyakan, setiap harinya melakukan pengolahan kunir yang dibedakan menjadi 2 macam varian. Varian kering untuk kebutuhan campuran pakan ternak, serta Varian bagus untuk keperluan ekspor.
Usaha yang dirintis Miftakhul Ulum ini sudah berdiri sejak 2008, namun mulai melakukan ekspor baru 6 tahun silam. Bahan kunir yang diekspor yakni berupa kunir dengan kualitas grade A yang selanjutnya dikirim ke negara India. Di sana kunir akan di ekstrak untuk diambil sari minyak sebagai bahan jamu.
Sekali kirim ke gudang pengepul, Miftakhul Ulum mengirim 7 ton kunir dengan harga Rp. 13.000 hingga Rp. 14.000 per kilogram yang biasa dilakukan hingga 8 kali dalam sebulan. Namun kini akibat krisis ekonomi dunia, permintaan menurun hingga 75 persen. "Permintaan turun drastis namun masih ada setiap bulannya," kilahnya.
Kini untuk menyiasati agar aktivitas penjualan kinir tetap ada, ia mengalihkan penjualan untuk bahan pakan ternak. Jika permintaan ekspor dengan kunir grade A, maka untuk bahan ternak yang dikirim ke gudang di daerah Kabupaten Blitar dengan kualitas dibawahnya atau selis kering dengan harga Rp. 10.000 hingga Rp. 11.000 per kilogram.
Namun permintaan untuk bahan yang dikirim sebagai bahan pakan ternak lebih bervariatif, tak hanya kunir namun juga ada bahan rempah rempah lain seperti temu lawak serta jahe merah.
"Campuran tersebut biasanya kami dapat pesanan saat musim penghujan tiba seperti sekarang, fungsinya sebagai pelengkap. Meski terdampak pandemi permintaan tetap stabil, karena pabrik pengolahan pakan tetap beroperasi hanya sedikit mengalami penurunan jumlah produksi," kata Miftakhul Ulum.
Kini untuk mengandalkan pasokan kunir serta rempah rempah lain tetap stabil, ia menggandeng sejumlah kelompok tani yang tersebar diberbagai kota di Jawa Timur, seperti; Probolinggo, Situbondo, Trenggalek, Ponorogo dan Kediri.
"Kabupaten Kediri produksi kunirnya sangat melimpah karena tanah dan iklimnya cocok untuk menanam polopendem. Diantara kecamatan di Kediri yang paling bagus hasil panennya terdapat Di Kecamatan Tarokan, Kecamatan Ngancar serta Kecamatan Banyakan." Tutup Miftakhul. (gos/adv)