
MADIUN (Lenteratoday) - Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Madiun, Siswo Widodo berpesan agar insan pers bantu perangi berita hoax. Pasalnya saat ini media massa sedang bersaing dengan media sosial. Di mana media sosial dengan mudah membagikan informasi berupa gambar dan sedikit deskripsi yang belum tentu dapat dipercaya.
Persaingan tersebut dapat dimenangkan oleh media massa asalkan insan pers memperbaiki kwalitas jurnalistik. Terutama dalam hal kecepatan dan keakuratan berita.
"Wartawan harus melakukan verifikasi pada nara sumber saat membuat produk jurnalistik, sedangkan pengguna media sosial belum tentu. Akurasi lebih penting," jelas Siswo saat dihubungi Lenteratoday dalam peringatan HPN, Selasa (09/02/2021).
Media massa saat ini banyak yang tidak mengindahkan Undang-undang nomor 40 tahun 1999 pasal 3 ayat 1 tentang Pers. Banyak yang hanya berusaha meningkatkan pendapatan dari banyaknya pembaca. Namun tidak memperhatikan akurasi yang ada.
"Jumlah media dalam berbagai platform dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Makin bertambahnya jumlah media seharusnya berbanding lurus dengan peningkatan kualitas produk jurnalistik. Bukan malah sebaliknya justru berbanding terbalik," ujarnya.
Siswo mengatakan bahwa fungsi pers sebagai lembaga ekonomi memang tidak bertentangan dengan Undang - undang. Namun dia berharap agar pers kembali kepada fungsi awal jurnalistik. Yakni sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial.
"Sudahkan kita menjalankan fungsi itu dengan sepenuh hati? Jangan-jangan pers hanya sebagai industri yang lebih mementingkan mencari keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa memikirkan peningkatan kualitas," imbuhnya.
"Hari Pers Nasional (HPN) itu sebenarnya merupakan bentuk apresiasi kepada pers. Maka, seharusnya pers menjadikan peringatan HPN sebagai momentum untuk melakukan introspeksi, evaluasi apa saja kekurangan yang dialami dan kemajuan yang telah dicapai," tutup Siswo. (Ger)